Ahad 01 Jun 2025 20:00 WIB

Danantara dan Raksasa Nikel Prancis Jalin Kerja Sama, Ini Proyek yang Diincar

Danantara dan INA akan mengelola pembiayaan jangka panjang.

Buku informasi mengenai Danantara (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Buku informasi mengenai Danantara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dan Indonesia Investment Authority (INA) menggandeng perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, untuk menjajaki pembentukan platform investasi strategis di sektor nikel dari hulu hingga hilir. Chief Investment Officer (CIO) Danantara Pandu Sjahrir menyatakan bahwa kolaborasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang berkelanjutan dan terintegrasi di Indonesia.

“Kemitraan ini mencerminkan komitmen ketiga pihak untuk mendorong investasi hilirisasi nikel kelas dunia di Indonesia, yang merupakan salah satu pilar utama dalam memperkuat daya saing industri nasional,” ucap Pandu Sjahrir dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).

Baca Juga

Ia menuturkan bahwa dalam kemitraan tersebut, Danantara dan INA akan mengelola pembiayaan jangka panjang untuk mendukung pengembangan investasi, sementara Eramet berkontribusi melalui keahlian teknis dan pengalaman dalam menjalankan proyek pertambangan skala besar sesuai standar berkelanjutan internasional.

Para pihak akan melakukan penilaian awal guna mengidentifikasi proyek paling tepat untuk memaksimalkan potensi ekosistem EV nasional, sekaligus menyiapkan peta jalan untuk kolaborasi ke depan.

 

“Kolaborasi ini mengintegrasikan kapasitas teknis tingkat global di bidang tambang berwawasan lingkungan yang mendukung pembangunan industri berkelanjutan,” kata Pandu.

Ketua Dewan Direktur INA Ridha Wirakusumah menyampaikan bahwa Inisiatif tersebut merupakan langkah penting dalam memperkuat rantai pasok dan hilirisasi mineral penting Indonesia, khususnya nikel, selaras dengan fokus investasi INA di sektor mineral dan hilirisasi. Ia menyatakan bahwa sinergi tersebut mencerminkan komitmen kolektif untuk membangun fondasi industri bernilai tambah di dalam negeri serta mendorong masuknya investasi berkualitas ke sektor-sektor strategis nasional.

“Kolaborasi strategis antara Eramet, Danantara, dan INA memadukan keunggulan teknis serta rekam jejak global dalam pengelolaan tambang berkelanjutan dengan perancangan struktur pendanaan jangka panjang yang mendukung pertumbuhan industri,” ujar Ridha Wirakusumah.

Chief Executive Officer (CEO) Eramet Group Paulo Castellari menuturkan pihaknya hadir di Indonesia melalui operasional pertambangan nikel di Weda Bay, Maluku, yang merupakan salah satu cadangan nikel terbesar di Indonesia.

Ia mengatakan bahwa sebagai bagian dari komitmen terhadap pembangunan berkelanjutan, Eramet Indonesia menjalin kerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada 2024 untuk memulai studi dan eksplorasi mineral kritis, termasuk litium, guna mendukung target transisi energi nasional.

“Kami telah meninjau berbagai peluang untuk berpartisipasi dalam rantai nilai baterai EV berbasis nikel di Indonesia, dan menyambut baik inisiatif ini,” imbuh Paulo Castellari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement