Rabu 28 May 2025 14:06 WIB

Bank Jasa Jakarta Berubah Jadi Bank Saqu, Incar Solopreneur dan UMKM Digital

PT Bank Jasa Jakarta kini resmi berganti nama menjadi PT Bank Saqu Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Jasa Jakarta kini resmi berganti nama menjadi PT Bank Saqu Indonesia.
Foto: Republika/Dian Fath
PT Bank Jasa Jakarta kini resmi berganti nama menjadi PT Bank Saqu Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Jasa Jakarta kini resmi berganti nama menjadi PT Bank Saqu Indonesia. Perubahan ini disahkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat S-102/PB.02/2025 tertanggal 21 Mei 2025. Lebih dari sekadar nama baru, transformasi ini menandai pergeseran strategi menyasar segmen baru: solopreneur dan pelaku UMKM digital.

“Perubahan ini bukan hanya soal nama, tapi komitmen Bank Saqu untuk terus berinovasi dalam menghadirkan layanan finansial yang cerdas, yang relevan dan berorientasi pada nasabah, terutama di era digital saat ini,” kata Presiden Direktur Bank Saqu, Leo Koesmanto di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Baca Juga

Langkah ini sejalan dengan arah transformasi perbankan digital yang makin kompetitif. Sejak diluncurkan pada akhir 2023, Bank Saqu sudah menggaet 2,5 juta nasabah. Menariknya, 40 persen dari mereka merupakan solopreneur—segmen pekerja mandiri dan pelaku usaha kecil yang selama ini kurang terlayani sistem perbankan konvensional.

“Bank Saqu berkomitmen menghadirkan transaksi yang lebih cepat, praktis, layak, memimpersonal dan sesuai gaya hidup, keamanan yang menjamin, serta dukungan yang lebih besar bagi komunitas solopreneur dan para pelaku bisnis,” ujar Leo.

Bank Saqu hadir dari sinergi dua kekuatan besar, Astra Financial dan WeLab. Astra membawa pengalaman lokal dan jangkauan ekosistem nasional, sementara WeLab menanamkan teknologi digital dan wawasan global. Keduanya membentuk kombinasi unik yang jadi bekal Bank Saqu menghadapi persaingan digital banking.

“Kolaborasi kedua pemegang saham ini adalah kekuatan luar biasa yang membawa Bank Saqu menjadi institusi yang bertakar kuat secara lokal namun berwawasan global,” kata Leo.

Langkah strategis ini tak terlepas dari potensi pasar yang besar. Berdasarkan data OJK, inklusi keuangan Indonesia baru mencapai 75,02 persen. Artinya, masih ada ruang lebar untuk menjangkau kelompok yang belum tersentuh layanan keuangan formal. Astra menangkap peluang ini lewat Bank Saqu.

“Bank Saqu hadir sebagai wujud aspirasi Astra Financial untuk menghadirkan layanan keuangan yang unggul, khususnya bagi segmen ritel dan UMKM, serta berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Wakil Presiden Direktur Astra Rudy Chen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement