Selasa 29 Apr 2025 08:07 WIB

Mentan Siap Ekspor Beras Sesuai Perintah Presiden

Produksi beras nasional mengalami lonjakan besar.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan Indonesia siap mengekspor beras ke negara-negara sahabat sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Langkah ini diambil setelah produksi beras nasional mengalami lonjakan besar. Saat ini, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Dalam 15 hari ke depan, stok beras pemerintah diperkirakan menembus angka 4 juta ton. Hingga 28 April 2025, Bulog telah menyewa gudang tambahan untuk menampung 1,15 juta ton beras. Serapan harian Bulog saat ini tercatat sebesar 51.530 ton per hari, sehingga stok beras nasional di gudang Bulog telah mencapai 3.256.428 ton.

Tak hanya beras, produksi jagung nasional juga melimpah seiring panen raya yang berlangsung. Namun, serapan jagung dari petani belum optimal akibat keterbatasan kapasitas gudang Bulog.

Kondisi ini menyebabkan harga jagung di tingkat petani saat panen hanya berkisar Rp3.700–Rp3.800 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp5.500 per kilogram. Amran menegaskan bahwa pemerintah bergerak cepat untuk mengantisipasi kondisi ini.

“Serapan beras Bulog mencapai 1,3 juta ton hanya dalam bulan April. Ini belum pernah terjadi dalam sejarah. Karena itu, Presiden telah memerintahkan untuk segera membangun gudang-gudang sementara guna menampung produksi beras dan jagung yang luar biasa tahun ini,” ujarnya.

Surplus Produksi

Amran menjelaskan saat ini Indonesia mengalami surplus produksi yang besar. Surplus tidak hanya pada beras dan jagung, tetapi juga pada telur ayam, daging ayam, dan ubi kayu.

Melimpahnya produksi ini di satu sisi merupakan pencapaian besar, namun di sisi lain berisiko menurunkan harga di tingkat petani. Untuk itu, ekspor menjadi salah satu solusi penting. Saat ini, nilai ekspor pertanian Indonesia setiap tahun mencapai Rp500–600 triliun, yang didominasi oleh produk CPO, kopi, kelapa dalam, karet, kakao dan lainnya.

Dalam situasi ini, prioritas utama pemerintah tetap memastikan kecukupan pangan dalam negeri. Namun, dengan kondisi stok yang sangat memadai, Indonesia kini siap mengekspor beras ke negara-negara yang membutuhkan.

“Kita akan memberikan akses pasar yang luas bagi beras petani kita. Fokus utama kita adalah kecukupan dalam negeri, dan Alhamdulillah saat ini swasembada beras sudah di depan mata. Setelah kebutuhan nasional aman, kita siap mengekspor beras,” ujar Mentan Amran dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/4/2025) pagi.

Mentan menambahkan ekspor beras ini bukan semata-mata bertujuan untuk perdagangan. Menurutnya, eskpor juga sebagai bagian dari misi kemanusiaan, sesuai dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto.

“Sesuai arahan Bapak Presiden, ekspor beras ini lebih pada misi kemanusiaan. Yang penting biaya produksi dan distribusi tertutupi. Ini adalah bukti bahwa bangsa Indonesia kini menjadi bangsa yang mampu membantu, bukan hanya meminta,” jelas Amran.

Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap keberpihakan penuh Presiden kepada petani, yang mendorong peningkatan stok beras secara signifikan dalam waktu singkat.

“Dalam empat bulan, stok kita naik secara eksponensial. Ini berkat keberpihakan penuh Bapak Presiden kepada petani dan semangat luar biasa dari para petani di seluruh Indonesia,” kata Amran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement