REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Kebijakan tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat pada awal 2025 berpotensi menimbulkan ketidakpastian pasar global dan berdampak terhadap ekonomi domestik. Hal itu disampaikan Kepala Department Head Macroeconomic Research BNI Agnes HT Samosir dalam gelaran perdana BNIdirect Capabilities Event Series di The Westin, Surabaya, Senin (22/4/2025).
“Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian di pasar global dan dapat berdampak pada perekonomian domestik,” ujar Agnes dalam keterangan tertulis yang diterima Jumat (25/4/2025).
Ia menilai, meski dampak langsung terhadap Indonesia relatif terbatas karena eksposur perdagangan yang tidak terlalu besar, efek tidak langsung harus diwaspadai. Salah satunya melalui perlambatan ekonomi negara-negara mitra dagang utama Amerika Serikat.
“Terutama melalui perlambatan ekonomi negara-negara mitra dagang utama AS, seperti China,” tambahnya.
Agnes juga menyoroti tantangan di sektor keuangan. Menurut dia, pelaku usaha perlu mencermati potensi volatilitas nilai tukar dan terbatasnya ruang penurunan suku bunga acuan. BNI pun menyiapkan berbagai instrumen keuangan untuk membantu pelaku usaha menghadapi kondisi tersebut.
“Untuk membantu pelaku usaha mengelola risiko pasar, BNI Treasury menyediakan beragam produk keuangan yang dirancang untuk menjaga stabilitas bisnis di tengah ketidakpastian global, seperti transaksi valuta asing, pasar uang, produk investasi berupa obligasi, depo swap, market linked, dan depoplus, transaksi derivatif/lindung nilai, BNI FX, dan BNI local currency settlement,” jelasnya.
Paparan tersebut menjadi pembuka dalam rangkaian BNIdirect Capabilities Event Series yang digelar PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI. Mengusung tema “The Digital Edge: Redefining Transaction Banking Experience”, acara ini menjadi forum strategis bagi pelaku usaha untuk memperdalam pemahaman terhadap transformasi digital di sektor keuangan dan menjajaki peluang kolaborasi.
SEVP Corporate Banking BNI Pancaran Affendi menegaskan komitmen BNI dalam mendukung nasabah korporasi menghadapi tantangan bisnis yang semakin kompleks melalui transformasi digital.
“BNI hadir sebagai mitra strategis untuk mendorong pertumbuhan melalui transformasi digital. BNIdirect kami kembangkan khusus untuk mengelola risiko kompleks dan meningkatkan efisiensi operasional,” ujarnya.
Acara ini dihadiri lebih dari 300 peserta yang terdiri atas pengusaha, pengambil keputusan, dan pengguna BNIdirect. Mereka mengikuti tiga rangkaian kegiatan utama, yakni BNIdirect Capabilities Event, Training and Implementation, serta Supply Chain Event.
Dalam sesi diskusi panel, peserta mendalami berbagai solusi digital dari BNI seperti layanan cash management, pembiayaan perdagangan dan rantai pasok, kanal digital BNIdirect, serta produk treasury seperti instrumen lindung nilai dan fasilitas direct dealing.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi BNIdirect Training and Implementation yang mencakup pembaruan fitur, live demo, serta edukasi literasi digital dan keamanan siber.
“Sesi ini membantu peserta memahami cara bertransaksi secara efisien melalui platform BNIdirect, serta mengoptimalkan fitur-fitur digital untuk mendukung operasional harian mereka,” jelas Pancaran.
Pada sesi Supply Chain Event, sejumlah nasabah korporasi besar seperti PLN Group dan Pupuk Indonesia Group hadir bersama mitranya untuk membahas program supply chain financing dan percepatan implementasi program Supply Chain Principle.
Surabaya dipilih sebagai kota pembuka BNIdirect Capabilities Event Series karena dinilai memiliki potensi besar di bidang industri, rantai pasok, dan kebutuhan digitalisasi layanan keuangan. Program ini akan dilanjutkan ke berbagai kota lain di Indonesia untuk menjangkau lebih banyak pelaku usaha dan memperluas pemanfaatan solusi digital BNI dalam ekosistem bisnis nasional.