Kamis 24 Apr 2025 15:42 WIB

LG Batal Investasi, BKPM Segera Lakukan Pertemuan dengan Huayou

Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS.

Pegangan pengisi daya mengisi ulang kendaraan listrik (EV) Volkswagen ID.4 yang diparkir di stasiun pengisian daya EV di dalam garasi parkir milik Kota Baltimore, di Baltimore, Maryland, AS, 23 Maret 2023.
Foto: REUTERS
Pegangan pengisi daya mengisi ulang kendaraan listrik (EV) Volkswagen ID.4 yang diparkir di stasiun pengisian daya EV di dalam garasi parkir milik Kota Baltimore, di Baltimore, Maryland, AS, 23 Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan segera melakukan pertemuan dengan Huayou. Huayou adalah perusahaan asal China untuk membahas konsorsium proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang sebelumnya dipimpin oleh LG.

"Kita juga ini baru mau ketemu insya Allah kalau tidak di minggu ini, minggu depan, kita akan ketemu dengan pihak Huayou-nya, membahas terkait ini, mematangkan," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Nurul Ichwan di Jakarta, Kamis (24/4/2025).

Baca Juga

Disampaikan Nurul Ichwan, setelah memastikan bahwa LG keluar dari konsorsium tersebut, pihaknya akan membuat desain baru, serta merencanakan pelibatan pihak lain dalam fasilitas ekosistem baterai kendaraan listrik di Tanah Air.

"Kemudian kita memfasilitasi pembentukan joint venture-nya," kata dia.

Sebelumnya dijelaskan dia, proyek baterai EV yang dinamai Indonesia Grand Package tersebut sudah terealisasi sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp 20,2 triliun, dan nantinya Huayou akan mengisi sebagian besar sisa investasi yang mencapai 8,6 miliar dolar AS atau Rp 145,2 triliun, dengan empat joint venture.

Joint Venture tersebut merujuk pada investasi di tambang nikel, pembuatan prekursor, katoda, anoda, cell battery, battery pack, dan daur ulang baterai.

"Pasti ini Huayou tidak akan sendirian, pasti akan bekerja sama nanti dengan partner-partner lainnya yang akan kita coba approach juga," katanya.

Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan LG Energy Solution tidak mengundurkan diri dari sebagian investasinya di proyek ekosistem baterai, tetapi Pemerintah Indonesia yang meminta LG mundur karena negosiasinya berjalan terlalu lama. Rosan mengatakan negosiasi dengan LG telah berjalan selama lima tahun sejak 2020.

“Tadi dikatakan bahwa dari sana (LG) memutus, sebetulnya lebih tepatnya dari kami yang memutus. Itu berdasarkan surat tanggal 31 Januari 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Kenapa dikeluarkan surat itu? Karena, memang negosiasi ini sudah terlalu lama, sedangkan kami ingin semua ini berjalan dengan baik, dengan cepat karena negosiasinya sudah berlangsung lima tahun," kata Rosan saat jumpa pers di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4) malam.

Rosan melanjutkan surat itu kemudian diterbitkan untuk LG, karena investor China Huayou telah menyatakan keinginannya berinvestasi pada sektor ekosistem baterai. Keinginan Huayou untuk masuk dalam konsorsium proyek baterai di Indonesia itu diungkap sejak tahun 2024.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement