REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkuat kerja sama dagang dan investasi sektor kelautan dan perikanan dengan Cina. Hal ini dilakukan KKP melalui keikutsertaan dalam China (Zhejiang) – Indonesia Trade and Investment Conference yang digelar di Jakarta.
Forum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi Zhejiang dan Cina Council for the Promotion of International Trade (CCPIT Zhejiang) ini bertujuan memperkuat hubungan ekonomi kedua negara dan membuka peluang investasi di sektor strategis, termasuk kelautan dan perikanan, manufaktur, logistik, dan energi terbarukan.
“Kami membuka ruang bagi investor untuk berkolaborasi dalam perikanan tangkap, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan penguatan logistik berkelanjutan," ujar Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Tornanda Syaifullah dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
Tornanda menyampaikan komitmen pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif diwujudkan melalui kemudahan perizinan, insentif, infrastruktur pendukung, dan SDM yang andal. Menurut Tornanda, kerja sama ini bagian dari upaya mewujudkan industri perikanan nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global, selaras dengan arah pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.
"Data KKP menunjukkan tren positif hubungan dagang perikanan Indonesia–Cina pada 2024 ekspor produk perikanan Indonesia ke Cina mencapai 1,24 miliar dolar AS, sementara impor hanya 96,7 juta dolar AS," kata Tornanda.
Dia mengatakan Indonesia mendapat surplus perdagangan produk perikanan sebesar 1,15 miliar dolar AS. Tornanda menyampaikan komoditas ekspor utama Indonesia ke Cina meliputi cumi-sotong-gurita (32,9 persen), rumput laut (18,6 persen), layur (7,9 persen), udang (7,5 persen), rajungan-kepiting (6,2 persen), dan lobster (3,6 persen). Sementara impor dari Cina didominasi pacific mackerel (Scomber japonicus) beku sebesar 52,2 persen, cumi-cumi (terutama jenis Todarodes pasificus dan Dosidigcus gigas) beku sebesar 9,6 persen, dan karaginan (6,0 persen).
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya menggagas program ekonomi biru untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia, dengan mengutamakan sistem produksi berkelanjutan. Dalam mengimplementasikannya, KKP memperkuat sinergi dengan multi stakeholder di berbagai bidang dari mulai hulu hingga hilir sektor perikanan.