REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, para pelaku usaha mulai menaruh perhatian serius terhadap menurunnya daya beli masyarakat. Untuk menghadapi situasi ini, mereka pun memanfaatkan media sosial untuk menarik minat pembeli.
Salah satu pelaku usaha retail modern, Ardi Arahman mengatakan,
penjualan secara daring (e-commerce) berdampak signifikan pada pelaku usaha. Apalagi, di tengah turunnya perekonomian nasional saat ini.
Dia optimistis usaha retail modern di bidang penyediaan kebutuhan rumah tangga tak terdampak turunnya daya beli masyarakat.
"Sejak awal dibuka target terpenuhi bahkan lebih dari 30 persen," ujar Ardi di sela-sela pembukaan gerai KJ Perabot di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (15/4/2025).
Direktur Utama PT Karya Jaya Sembilan ini mengatakan, e-commerce melalui berbagai platform digital sangat membantu penjualan. Apalagi keberadaan media sosial (Medsos) sangat berperan besar mendorong minat pembeli berkunjung secara offline.
"Di era sekarang semua serba digital, tetapi kami tidak meninggalkan pembelian secara langsung (offline)," ucap dia.
"Peran media sosial kami akui memberikan variasi bagi pelaku usaha, sehingga calon pembeli semakin tertarik datang langsung ke gerai kami," kata dia.
Ardi menyebut, keberadaan e-commerce marketplace mampu meningkatkan omzet penjualan hingga 30 persen. Kendati produk kebutuhan rumah tangga lebih banyak disukai pembeli secara offline.
"Kalau minat pembeli sih, cenderung lebih suka datang langsung. Mereka bisa melihat langsung, memegangnya dan memilihnya," jelas Ardi.
Dia pun mengingatkan kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari kalangan milenial harus berani keluar dari zona nyaman. Karena untuk membentuk sebuah brand menjadi besar dibutuhkan ketekunan dan kerja keras.
Ikuti Whatsapp Channel Republika