REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (11/4/2025) sore ditutup menguat tipis di tengah masih bergulirnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan China. IHSG ditutup menguat tipis 8,20 poin atau 0,13 persen ke posisi 6262,22. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 0,41 poin atau 0,06 persen ke posisi 706,70.
“Pasar masih diselimuti oleh tingginya volatilitas dan ketidakpastian pasar keuangan global, menyusul risiko meningkatnya tensi perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Meskipun ada penangguhan tarif selama 90 hari, pelaku pasar tetap berhati-hati karena kebijakan perdagangan Presiden Trump dinilai dapat menjerumuskan ekonomi AS ke dalam resesi.
Pemerintah AS telah mengonfirmasi bahwa tarif kumulatif atas barang-barang dari China telah meningkat menjadi 145 persen, yang memicu kekhawatiran terhadap pembalasan lebih lanjut dari China, yang saat ini telah mengenakan pungutan 84 persen atas impor dari AS.
Gayung bersambut, China tengah mempersiapkan tindakan balasan tambahan yang menargetkan perusahaan-perusahaan asal AS, yang semakin meningkatkan ketidakpastian dan memicu kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan yang berkepanjangan dapat mendorong ekonomi global menuju resesi.
Dari dalam negeri, demi menjaga iklim usaha dari dampak kebijakan tarif perdagangan tinggi yang diterapkan oleh AS, pemerintah membuka ruang untuk melakukan revisi ketentuan perpajakan, terutama terkait aksi korporasi seperti merger dan akuisisi.
Melalui revisi ini, diharapkan pelaku usaha yang terdampak oleh beratnya kondisi perdagangan global tidak semakin terbebani.
Dibuka melemah, IHSG bergerak ke teritori positif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tujuh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat 2,87 persen, diikuti oleh sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang masing- masing naik sebesar 1,27 persen dan 0,77 persen.
Sedangkan, empat sektor melemah yaitu dipimpin sektor barang konsumen primer yang turun sebesar 1,32 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor properti yang masing- masing turun sebesar 0,70 persen dan 0,30 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu CSIS, TCID, KOBX, MREI dan OBAT. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni FITT, DNAR, CSAP, SHIP dan TAXI.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.012.210 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,38 miliar lembar saham senilai Rp10,69 triliun. Sebanyak 309 saham naik, 259 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei melemah 1.032,42 poin atau 2,96 persen ke 33.585,58, indeks Shanghai menguat 14,59 poin atau 0,45 persen ke 3.238,23, indeks Kuala Lumpur melemah 8,37 persen atau 0,57 poin ke posisi 1,454,76, dan indeks Straits Times melemah 76,40 poin atau 2,14 persen ke 3.501,43.