REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Mandiri mengumumkan rencana pembelian kembali (buyback) saham senilai sebanyak-banyaknya Rp 1,17 triliun. Keputusan ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam mengoptimalkan kepercayaan investor serta menjaga stabilitas harga saham di pasar.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menegaskan bahwa langkah ini mencerminkan optimisme terhadap prospek jangka panjang perusahaan yang didukung oleh fundamental bisnis yang solid dan kinerja keuangan yang terus tumbuh.
"Keputusan ini juga menunjukkan dukungan kuat dari pemegang saham kepada manajemen untuk mengakselerasi rencana ekspansi bisnis perseroan," jelas Darmawan di Jakarta, Selasa (25/3/2025).
Buyback saham menjadi strategi yang sering digunakan oleh emiten untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham serta mengurangi potensi volatilitas saham di pasar. Langkah ini juga menandakan bahwa perusahaan memiliki likuiditas yang kuat dan kepercayaan tinggi terhadap pertumbuhan bisnisnya.
Selain buyback saham, Bank Mandiri juga membagikan dividen jumbo sebesar Rp 43,51 triliun atau 78 persen dari laba bersih tahun 2024 yang mencapai Rp 55,8 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mandiri setelah aksi korporasi ini diproyeksikan tetap kuat di kisaran 19-20 persen, menegaskan kapasitas perusahaan untuk terus berekspansi.
Di tengah tantangan ekonomi global, Bank Mandiri tetap optimis dengan strategi bisnis yang dijalankan. "Sejalan dengan momentum pertumbuhan ekonomi, kami optimis kinerja Bank Mandiri akan terus membaik. Ke depan, kami akan terus memacu pengembangan bisnis dan layanan Bank Mandiri agar dapat memenuhi ekspektasi seluruh stakeholder perseroan," tambah Darmawan.
Dengan fundamental yang kokoh dan strategi bisnis yang terukur, buyback saham ini diharapkan dapat semakin meningkatkan daya tarik saham BMRI di pasar modal serta memperkuat kepercayaan investor terhadap pertumbuhan jangka panjang Bank Mandiri.