REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Infrastructure Finance (IIF) mendorong ketersediaan akses air bersih di Indonesia. Hingga 2024, IIF membiayai sejumlah proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).
Peningkatan akses air bersih sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 6, yaitu akses air bersih dan sanitasi untuk semua. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, akses air minum layak di Indonesia mencapai 92,64 persen. Artinya, baru 9 dari 10 rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses air minum layak.
Salah satu solusi utama untuk mengatasi kesenjangan ini adalah melalui pengembangan SPAM. SPAM adalah suatu sistem yang terdiri dari fasilitas produksi air minum, sistem pengolahan air, sistem penyimpanan air, serta sistem distribusi air yang digunakan untuk memastikan ketersediaan air minum yang aman dan berkualitas kepada masyarakat.
Chief Investment Officer IIF M Ramadhan Harahap menyampaikan, kolaborasi merupakan kunci untuk mencapai ketersediaan akses air bersih di Indonesia. Dia menambahkan, beberapa proyek pembangunan SPAM dikerjakan melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
“Dengan skema KPBU, kami juga dapat memastikan bahwa proyek-proyek SPAM yang didukung tidak hanya layak secara finansial, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang optimal bagi masyarakat,” kata Ramadhan dalam siaran pers, Selasa (25/3/2025).
Salah satu contoh proyek SPAM yang dibiayai IIF adalah proyek SPAM di Bandar Lampung dengan kapasitas pengolahan air bersih sebesar 750 lps (liter per second) yang diharapkan dapat meningkatkan pasokan air bersih bagi penduduk sekitar. IIF juga melakukan pembangunan dan pengoperasian pengolahan air bersih 450 lps di Kota Dumai.
Ramadhan mengatakan, keterlibatan IIF dalam proyek-proyek tersebut menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Melalui penyediaan pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan, IIF berupaya untuk mempercepat pencapaian target 100 persen akses air bersih di Indonesia pada tahun 2030,” kata Ramadhan.
Dia menambahkan, dukungan IIF terhadap sektor air bersih tidak hanya berkontribusi pada pencapaian SDG 6, tetapi juga memiliki dampak positif pada SDG lainnya, seperti SDG 3 (kesehatan yang baik dan kesejahteraan), SDG 11 (kota dan permukiman yang berkelanjutan), dan SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan). “Dengan demikian, peran IIF dalam mendukung ketersediaan air bersih merupakan bagian integral dari upaya mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” katanya.