Senin 24 Mar 2025 15:40 WIB

Menhub: Hindari Puncak Kemacetan, Mudik Lebih Awal

Kebijakan WFA merupakan peluang yang baik bagi masyarakat untuk mengatur waktu mudik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Foto udara sejumlah kendaraan antre memasuki kapal di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (24/3/2025). Melonjaknya volume kendaraan arus mudik Idul Fitri dari Bali menuju Jawa, menyebabkan antrean panjang hingga enam jam untuk memasuki kapal.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Foto udara sejumlah kendaraan antre memasuki kapal di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (24/3/2025). Melonjaknya volume kendaraan arus mudik Idul Fitri dari Bali menuju Jawa, menyebabkan antrean panjang hingga enam jam untuk memasuki kapal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengajak masyarakat untuk memanfaatkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) atau bekerja dari mana saja dengan melakukan perjalanan mudik lebih awal pada musim Lebaran 2025 ini. Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi berharap langkah ini bisa menghindari terjadinya puncak kemacetan yang diprediksi terjadi pada 28 Maret 2025 atau menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Dudy menjelaskan dengan fleksibilitas WFA, masyarakat memiliki kesempatan untuk memulai perjalanan mudik beberapa hari sebelum perkiraan puncak arus mudik. Hal ini tidak hanya akan mengurangi kepadatan lalu lintas pada tanggal-tanggal krusial, tetapi juga memberikan kenyamanan dan keamanan yang lebih baik bagi perjalanan para pemudik.

 

"Kebijakan WFA merupakan peluang yang baik bagi masyarakat untuk mengatur waktu mudik mereka dengan lebih fleksibel. Kami sangat menganjurkan melakukan perjalanan mudik lebih awal, yang ini akan membantu mengurai kepadatan di jalan tol, jalur arteri, dan juga di simpul-simpul transportasi seperti pelabuhan dan terminal," ujar Dudy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/3/2025). 

 

Dudy mengatakan perjalanan mudik lebih awal memberi kesempatan untuk menghindari tekanan dan kerumunan, yang dapat mengurangi risiko kecelakaan serta memberikan kenyamanan lebih bagi pemudik. Selain itu, kata Dudy, memulai perjalanan lebih awal dapat memberikan waktu lebih untuk beristirahat di perjalanan.

 

Dudy mengungkapkan dengan berangkat lebih awal, pemudik dapat memilih berbagai moda transportasi seperti kereta, pesawat, atau bus dengan lebih mudah karena jadwal dan tempat duduk yang masih tersedia. Hal ini sangat membantu menghindari kehabisan tiket di waktu-waktu mendekati puncak mudik.

 

Dudy menjelaskan dengan kebijakan WFA dan perjalanan mudik lebih awal diharapkan distribusi volume kendaraan dapat merata, sehingga perjalanan mudik bisa lebih lancar dan aman. Kementerian Perhubungan, lanjut Dudy, telah melakukan berbagai persiapan untuk menghadapi arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. 

 

"Namun, partisipasi aktif dari masyarakat dengan melakukan mudik lebih awal akan sangat membantu dalam menciptakan perjalanan yang lebih lancar dan aman bagi semua," ucap Dudy. 

 

Dudy menyampaikan Kemenhub telah bekerja sama dengan lintas-kementerian, kepolisian, TNI, dinas perhubungan daerah, dan berbagai instansi terkait untuk memantau kondisi lalu lintas serta memberikan solusi atas potensi gangguan yang dapat terjadi selama masa mudik Lebaran. Dudy berharap pemudik mempersiapkan kendaraan dengan baik, membawa perlengkapan yang diperlukan, serta memastikan kondisi fisik tetap prima untuk mendukung perjalanan yang aman dan nyaman.

 

"Semoga dengan memanfaatkan WFA dan melakukan perjalanan lebih awal, kita semua dapat merayakan Lebaran dengan penuh kebahagiaan dan keceriaan," kata Dudy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement