Sabtu 22 Mar 2025 19:46 WIB

Kemenhub Benarkan Proyeksi Jumlah Pemudik Tahun Ini Turun 24 Persen

Pengambilan data dilakukan pada pertengahan Februari 2025.

Sejumlah pengendara roda dua keluar dari kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (21/3/2025). Sebagian warga memilih mudik lebih awal di hari pertama libur sekolah untuk menghindari penumpukan penumpang pada puncak arus mudik yang diperkirakan menjelang penutupan pelabuhan pada perayaan Nyepi di Bali.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Sejumlah pengendara roda dua keluar dari kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (21/3/2025). Sebagian warga memilih mudik lebih awal di hari pertama libur sekolah untuk menghindari penumpukan penumpang pada puncak arus mudik yang diperkirakan menjelang penutupan pelabuhan pada perayaan Nyepi di Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membenarkan proyeksi jumlah pemudik angkutan Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah akan mengalami penurunan bila dibandingkan tahun sebelumnya.

"Benar besaran potensi pergerakan masyarakat saat mudik Lebaran tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun lalu," kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Budi Rahardjo di Jakarta, Sabtu (22/3/2025).

Baca Juga

Budi menyampaikan hal itu ketika dikonfirmasi mengenai kebenaran hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan bersama akademisi yang menyatakan jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia. Angka itu turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

Budi menyampaikan bahwa survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub menggambarkan potensi pergerakan masyarakat pada masa angkutan Lebaran. Pengambilan data dilakukan pada pertengahan Februari 2025.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa penggambaran potensi tersebut berdasarkan persepsi publik atas pertanyaan saat penelitian. Saat realisasi angkutan Lebaran terdapat kemungkinan keputusan masyarakat berbeda (memutuskan mudik atau tidak) tergantung berbagai situasi dan kondisi yang mampu mempengaruhi keputusan akhir.

Kendati demikian, Budi mengaku bahwa dalam survei yang dilakukan Kemenhub, tidak menjurus mengenai penyebab atau alasan mengapa sehingga terjadi penurunan jumlah proyeksi pemudik tahun ini.

"Mengenai apa penyebabnya tidak menjadi fokus dalam penelitian tersebut sehingga kami tidak dapat menyampaikan penyebab persis dari penurunan tersebut," jelas Budi.

Hal senada juga disampaikan Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Elba Damhuri yang menyatakan bahwa survei yang telah dilakukan tidak mendalami penyebab turunnya jumlah proyeksi pemudik tahun ini.

"Jumlah pemudik diperkirakan 146,48 juta orang seperti hasil survei Kemenhub. Survei tidak mendalami apa penyebab naik turunnya pemudik. Nah, kapasitas kita tidak untuk menguraikan penyebab turunnya ini. Jadinya (nanti) berandai-andai," ucap Elba.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memprediksi perputaran uang pada momentum libur Idul Fitri 1446 H/Lebaran 2025 turun seiring dengan turunnya jumlah pemudik tahun ini.

Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan hingga akademisi yang menyatakan jumlah pemudik Lebaran 2025 diperkirakan 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari penduduk Indonesia, turun 24 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik.

“Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idul Fitri 2024 mencapai Rp 157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idul Fitri 2025 diprediksi mencapai Rp 137,9 triliun,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan di Jakarta, Selasa (18/3).

Sarman menuturkan, prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini sejumlah 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga dengan asumsi setiap keluarga beranggotakan empat orang.

Jika rata-rata keluarga membawa uang sebesar Rp 3,75 juta, atau naik 10 persen dari tahun lalu, maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp 137,9 triliun. Jumlah ini masih berpotensi naik lantaran hitungannya dari skala minimal dan moderat.

“Jika per keluarga membawa rata-rata Rp 4 juta, maka potensi perputaran bisa mencapai Rp 145 triliun, sehingga potensi perputaran di kisaran Rp 137 triliun hingga Rp 145 triliun,” katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement