Rabu 19 Mar 2025 04:55 WIB

Banggar DPR RI Ingatkan Otoritas Bursa Tak Perlu Over Reaction, Tetap Tenang

Banggar DPR sampaikan empat saran terkait dengan kondisi bursa

Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Perdagangan di bursa saham sempat tersuspend 30 menit lantaran mayoritas saham mengalami penurunan hingga 5 persen.

Jika dihitung secara year to date hingga ke posisi Rp 6.076,08 atau turun 15,2 persen dan di antara negara peers, bursa saham kita yang cenderung menurun cukup signifikan, bahkan bursa Indonesia yang pada hari ini yang berada di zona merah.

Baca Juga

“Situasi ini makin menggenapi sinyal pasar keuangan harus kita waspadai. Kita tidak berharap situasi ini tidak makin berlarut larut,” kata Ketua Badan Anggaran, Said Abdullah, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/3/2025).

Dia mengatakan, sebagai Ketua Badan Anggaran DPR, dirinya berharap seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memberikan respons untuk menenangkan pasar.

“Nilai tukar rupiah kita terhadap dolar Amerika Serikat sampai dengan Sesi 1 sampai pukul 12.00 WIB, 18 Maret 2025 Kurs Rupiah terhadap dolar mengalami pelemahan yang berada di posisi Rp 16.465,” ujar dia sembari menambahkan secara year to date turun 1,1 persen artinya masih pada batas wajar.

Di luar pasar saham dan pasar keuangan, kata dia, sektor perdagangan Indonesia menunjukkan indikator yang positif. Data BPS pada Februari 2025 memperlihatkan nilai ekspor Indonesia mencapai 21,98 miliar dolar AS atau naik 2,58 persen dibanding ekspor Januari 2025. Dibanding Februari 2024 nilai ekspor naik sebesar 14,05 persen.

Sementara itu, secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Februari 2025 mencapai 43,41 miliar dolar AS atau naik 9,16 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.

Sejalan dengan total ekspor, nilai ekspor nonmigas yang mencapai 41,21 miliar dollar AS juga naik 10,92 persen.

Dia menjelaskan demikian halnya dengan neraca perdagangan per Februari 2025 surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS atau senilai Rp51,07 triliun, melanjutkan surplus pada Januari 2025 sebesar 3,49 miliar dolar AS.

Sementara Indeks PMI Manufaktur Indonesia dari S&P Global meningkat menjadi 53,6 pada Februari 2025, naik dari 51,9 pada Januari 2025.

“Situasi ini memerlukan kebersamaan kita semua. Dari sisi KSSK, perlu menyampaikan bauran kebijakan sektor moneter dan fiskal yang memperkuat pasar keuangan kita,” kata dia.

Lebih lanjut, Said menyarankan beberapa langkah yaitu pertama benahi gaya komunikasi publik, lebih simpatik, dan dialogis, ajak semua komponen, terutama para pengusaha besar untuk menyelamatkan pasar keuangan kita.

“Apalagi jika Bapak Presiden bersedia turun tangan langsung, mengajak rekanan bisnis internasional beliau memperkuat pasar saham kita. Apalagi kini ada Ray Dalio yang berada di Danantara, saatnya diminta ikut membantu pasar keuangan,” ujar dia.

Kedua, pemerintah bisa menunjukkan bahwa reformasi fiskal yang tengah berjalan menjamin keberlangsungan fiskal jangka panjang. Langkah ini untuk menepis keraguan investor setidaknya mereka tetap melihat SUN sebagai instrumen investasi yang menarik, yang saat ini sangat dibutuhkan pemerintah.

BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun

Ketiga, hendaknya otoritas bursa dan OJK tidak over reaction yang justru menstimulasi reaksi berlebihan dari pelaku pasar lebih luas untuk kian mendorong aksi jual, sebab pasar SBN dan valuta asing keadaannya biasa saja. “Cermati perkembangan setidaknya satu dua hari ini,” kata dia.

Keempat, dalam jangka panjang hendaknya OJK dan otoritas bursa untuk memperluas basis investor, terutama di sektor ritel, dan inovasi produk, terutama syariah untuk memperkuat pasar saham kita.

Kelima, mengimbau para pihak yang tidak berkaitan dengan otoritas bursa tidak menambah kepanikan pasar dengan langkah langkah yang diniatkan untuk meredakan keadaan, justru makin menimbulkan perhatian dan reaksi berlebihan dari para pelaku pasar.

photo
Ini Nih Strategi jadi Full-time Trader Saham - (Tim Infografis)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement