Selasa 18 Mar 2025 16:36 WIB

Singapura Beri Insentif bagi Keluarga Besar demi Jaga Angka Kelahiran

Setiap anak akan dapat 1.000 dolar per tahun untuk anak ketiga, selama enam tahun.

Singapura memberikan insentif bagi keluarga besar. (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Singapura memberikan insentif bagi keluarga besar. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial dan Pembangunan Keluarga Singapura, Masagos Zulkifli, datang membawa resep mujarab untuk membangkitkan kembali semangat menghasilkan keluarga besar. Bukan sekadar wacana, tapi insentif nyata yang siap menyambut setiap kelahiran ketiga dan seterusnya.

"Kami telah memberikan insentif baru untuk keluarga besar. Bagi mereka yang mempunyai anak yang ketiga, sekarang ini setiap anak akan dapat 1.000 dolar per tahun (untuk anak ketiga), selama enam tahun. Ini adalah upaya Pemerintah Singapura untuk membuktikan kita mendukung keluarga besar," katanya saat mengunjungi Kantor Kemendukbangga/BKKBN di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Diketahui, angka kelahiran di Singapura menurun drastis pada tahun 2023 yakni sebesar 0,97 jauh di angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) ideal sebesar 2,1. Ia menegaskan angka TFR yang menurun drastis akan terus terjadi di negara yang memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi dan pencapaian ekonomi yang juga terus mengalami kemajuan.

"Begitu menjadi negara maju, masyarakat itu cenderung hidup lebih mewah, ini berlaku secara merata dunia dan sangat susah untuk ditangani, tetapi bisa dilambatkan. Untuk itu kita perlu saling bekerja sama agar saling mengetahui bagaimana agar kita dapat melambatkan laju penurunan TFR ini," ujar dia.

Untuk itu dalam rangka pembangunan keluarga, pihaknya menyatakan akan saling bertukar pendapat dengan Pemerintah Indonesia melalui studi banding hingga kajian-kajian untuk membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mewujudkan keluarga sejahtera.

Sementara itu Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji menyatakan alat kontrasepsi masih menjadi standar utama untuk mengendalikan penduduk. "Sebanyak 70,72 persen penduduk Indonesia saat ini dalam usia produktif. Untuk mengendalikan penduduk, salah satu cara ya melalui alat kontrasepsi," ucap Mendukbangga.

Wihaji juga menyebutkan beberapa kerja sama lain yang dapat dikembangkan bersama Pemerintah Singapura, di antaranya pengembangan kapasitas bagi tenaga layanan, kerja sama peningkatan kualitas gizi masyarakat, pengembangan kewirausahaan sosial bagi para pemuda Indonesia, dan praktik baik tata kelola urbanisasi.

Dalam rangka pembangunan keluarga, ia juga mengemukakan lima program terbaik hasil cepat atau quick wins yang saat ini tengah dijalankan oleh Kemendukbangga/BKKBN. Lima quick wins yang ditetapkan oleh Kemendukbangga/BKKBN untuk tahun 2025, pertama yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting); kedua, Taman asuh sayang anak (Tamasya) melalui penyediaan tempat penitipan anak unggulan; ketiga, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

Program keempat yakni aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga; kelima yakni lanjut usia (lansia) berdaya, yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anak-anaknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement