REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin sore ditutup melemah di tengah penguatan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 43,68 poin atau 0,67 persen ke posisi 6.471,95. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 2,37 poin atau 0,33 persen ke posisi 729,35.
“Dari dalam negeri, IHSG mengalami koreksi, sentimen negatif datang dari aksi capital outflow investor yang membebani IHSG,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin (17/3/2025).
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada 10-13 Maret 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp 10,15 triliun, terdiri dari jual neto Rp 1,92 triliun di pasar saham, Rp 5,25 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta Rp 2,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Dengan masih terjadinya capital outflow, tentunya mendorong premi risiko investasi di Indonesia juga meningkat, sehingga dikhawatirkan akan berdampak terhadap ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan posisi neraca perdagangan Indonesia Februari 2025 tercatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS, yang dapat menopang ketahanan ekonomi dalam negeri dan menopang pertumbuhan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
Bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pasar merespon langkah kebijakan stimulus China dan untuk sementara waktu tidak adanya kebijakan tarif baru dari Trump. Pelaku pasar beraksi positif setelah China menjanjikan langkah-langkah baru untuk meningkatkan konsumsi,
China meluncurkan rencana aksi khusus selama akhir pekan yang ditujukan untuk menghidupkan kembali konsumsi dan menstabilkan pasar saham dan real estat. Rencana itu mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan penduduk dan pengeluaran rumah tangga, serta meningkatkan angka kelahiran. Pelaku pasar juga juga mendapatkan dorongan setelah rilis data ekonomi China yang kuat, dengan penjualan ritel China meningkat dan produksi industri melampaui perkiraan.
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, tiga sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 2,26 persen, diikuti oleh saham sektor barang konsumen primer dan sektor infrastruktur yang masing-masing turun sebesar 1,20 persen dan 0,17 persen.
Sedangkan, delapan sektor turun yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus sebesar 11,05 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen primer dan sektor keuangan yang masing- masing turun sebesar 1,48 persen dan 0,74 persen.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu FITT, SOCI, IOTF, PSAB dan VAST. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni SMIL, KICI, DCII, SMSM dan SSTM.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.068.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18,87 miliar lembar saham senilai Rp9,68 triliun. Sebanyak 328 saham naik, 290 saham menurun, dan 339 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 343,42 poin atau 0,93 persen ke 37.396,52, indeks Shanghai menguat 6,57 poin atau 0,19 persen ke 3.426,13, indeks Kuala Lumpur menguat 15,66 persen atau 1,04 poin ke posisi 1,527,81, dan indeks Straits Times menguat 23,63 poin atau 0,62 persen ke 3.859,65.