Senin 10 Mar 2025 23:28 WIB

Program Pertanian Organik Sumbawa Timur Mining Tingkatkan Hasil Panen Petani Lokal

Petani mengaku hasil panennya meningkat sebesar 25—100 persen.

Program pertanian organik Sumbawa Timur Mining.
Foto: Dok Republika
Program pertanian organik Sumbawa Timur Mining.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program pertanian organik PT Sumbawa Timur Mining (STM) berkontribusi terhadap pertanian ramah lingkungan berkelanjutan, Selain itu, program ini juga berhasil meningkatkan hasil panen para petani binaannya. 

Sebagian petani mengaku hasil panennya meningkat sebesar 25—100 persen dengan kualitas produk yang lebih baik. Peningkatan ini tercapai setelah mereka mendapatkan pendampingan intensif dari STM berupa teknik budi daya secara organik, manajemen kelompok, hingga strategi pemasaran. 

Baca Juga

Pertanian organik adalah sistem budi daya tanaman yang berfokus pada penggunaan bahan alami tanpa bahan kimia sintetis seperti pupuk buatan, pestisida, hormon pertumbuhan, atau organisme hasil rekayasa genetika. 

Tujuan utama pertanian organik adalah menjaga keseimbangan ekosistem, meningkatkan kualitas tanah, serta menghasilkan produk yang sehat dan ramah lingkungan. Program pertanian organik STM berlangsung sejak tahun 2017 dan kini telah memiliki 96 anggota yang tersebar di 7 desa se-Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa Tenggara Barat. 

Salah satu petani binaan STM asal Desa Cempi Jaya, Muhtar, mengatakan pertanian organik membuat tanaman kacang panjangnya dapat dipanen lebih banyak dalam satu musim tanam. “Dengan pertanian organik ini saya bisa memanen kacang panjang hingga 15 kali, sedangkan metode pertanian sebelumnya yang menggunakan pupuk kimia hanya sebanyak 7 kali panen. Sekarang saya bisa mendapatkan keuntungan lebih banyak,” ucap Muhtar yang bertani di Dusun Sigi, melalui keterangan, Selasa (11/3/2025).

Peningkatan hasil panen juga dialami oleh Yasin, petani padi organik yang berasal dari Dusun Daha Barat, Desa Daha. Bibit mentik susu yang ia tanam dan rawat secara organik mampu menghasilkan gabah lebih banyak.

“Hasil dari pertanian sebelumnya hanya bisa mencapai 16 karung, sementara dengan pertanian organik ini meningkat menjadi 20 karung. Produksi yang lebih banyak ini telah meningkatkan keuntungan saya," ucap Yasin. 

Produk pertanian organik memiliki banyak peminat di Kecamatan Hu’u. Selain untuk dikonsumsi oleh penduduk lokal, produk ini juga digemari oleh wisatawan mancanegara. Astuti, petani binaan STM di Dusun Ncangga, Desa Hu’u, melihat peluang tersebut dan mengikuti program pertanian organik STM sejak tahun 2021. Ia menanam berbagai jenis sayur-mayur seperti seledri, selada, cabai, tomat, serta buah-buahan seperti pisang dan pepaya. 

Menurut Astuti, wisatawan mancanegara lebih menyukai hasil pertanian organik karena lebih kaya nutrisi, bebas bahan kimia, dan ramah lingkungan. Mereka cenderung mencari restoran dengan bahan pangan yang berasal dari pertanian organik. “Alhamdulillah, kami dapat memenuhi kebutuhan sayur-mayur organik untuk restoran di Pantai Lakey dan sekitarnya. Sering kali para wisatawan mancanegara juga datang ke kebun kami untuk membeli sayur dan buah secara langsung,” ujar Astuti. 

Tim Community Development STM, Vovia Witni, mengatakan perusahaan selalu berusaha menciptakan dampak nyata dari program yang telah berjalan selama 8 tahun ini. Ia pun mengatakan bahwa tim Community Development STM terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement