REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa pihaknya juga akan menyiapkan insentif untuk membantu program pemerintah di sektor pertanian. Ia menekankan bahwa BI fokus menebar insentif pada dua sektor, yakni perumahan dan pertanian.
Pada Selasa (12/2/2025) lalu, diketahui, BI menyatakan akan menyediakan insentif likuiditas makroprudensial secara bertahap senilai Rp 80 triliun untuk program 3 juta rumah. Sebelumnya, besaran insentif likuiditas makroprudensial untuk program pembangunan perumahan senilai Rp 23,19 triliun.
Lantas, selanjutnya BI akan menyediakan insentif likuiditas makroprudensial untuk program Asta Cita pemerintah di bidang pertanian. Seperti diantaranya mengenai ketahanan pangan.
“Setelah ini (kenaikan insentif untuk 3 juta rumah), kami akan berkoordinasi dengan program-program Asta Cita yang lain. Antara lain untuk pertanian, yaitu bagaimana hilirisasi pertanian dan ketahanan pangan,” ungkap Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RGD) Februari 2025 di Kompleks BI, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Perry menyebut bahwa pihaknya akan segera berdiskusi dengan kementerian terkait. Diharapkan dengan adanya insentif likuiditas makroprudensial untuk sektor pertanian tersebut, program-program yang sedang pemerintah galakkan bisa berjalan dengan lebih optimal.
“Kami diskusikan dengan kementerian terkait supaya programnya jalan, kemudian kreditnya bisa jalan, dan insentif likuiditasnya kami sediakan,” ujarnya.
“Itu yang kami terus akan lakukan secara bertahap dari satu program ke program lain. Jadi fokus kami adalah perumahan, dan kemudian pertanian,” tegasnya.