REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan India dan Amerika Serikat (AS) menargetkan perdagangan bilateral 500 miliar dolar AS (Rp 7.500 triliun) pada 2030. Kedua negara juga berupaya segera merampungkan perjanjian dagang yang menguntungkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Modi dalam konferensi pers setelah bertemu dengan Presiden Donald Trump di Washington. Modi menegaskan, India dan AS akan bekerja sama dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan semikonduktor, serta berfokus pada penguatan rantai pasokan mineral strategis.
"Kami telah menetapkan target untuk lebih dari melipatgandakan perdagangan bilateral hingga mencapai 500 miliar dolar AS (setara dengan Rp 7.500 triliun) pada 2030. Tim kami akan bekerja untuk segera menyelesaikan perjanjian dagang yang saling menguntungkan," ujar Modi dikutip dari Reuters, Jumat (14/2/2025).
Seorang pejabat pemerintahan Trump menyatakan perundingan perjanjian dagang bilateral masih berlangsung. Kesepakatan diharapkan tercapai tahun ini.
Dalam konferensi pers yang sama, Trump mengungkapkan India telah mengumumkan penurunan tarif atas produk AS. Ia juga menyatakan bahwa dirinya dan Modi akan memulai pembicaraan terkait ketidakseimbangan perdagangan guna mencapai kesepakatan yang adil.
Trump menegaskan AS berhak atas perlakuan dagang yang setara. Defisit perdagangan dengan India dapat dikompensasi lewat penjualan minyak dan gas.
"Sangat sulit menjual produk ke India karena mereka memiliki hambatan dagang dan tarif yang sangat tinggi," kata Trump.
Trump mengatakan bahwa ia pernah membahas tarif tinggi India tetapi gagal mendapatkan konsesi. Kini, AS akan menerapkan tarif timbal balik yang setara dengan India.
"Saat ini, kami adalah negara yang menerapkan kebijakan timbal balik. Apa pun tarif yang India kenakan, kami juga akan mengenakan tarif yang sama. Begitu pula dengan negara lain. Ini adalah sistem timbal balik, yang menurut saya sangat adil," ujar Trump.
Sementara itu, para analis menilai target perdagangan 500 miliar dolar AS pada 2030 sebagai langkah ambisius yang butuh perbaikan di berbagai sektor. Sektor utama pendorong pertumbuhan mencakup teknologi, energi, dan manufaktur.
Selain itu, pakar ekonomi menekankan pentingnya stabilitas kebijakan dan kejelasan regulasi untuk mendukung investasi dan perdagangan. Perundingan dagang berkelanjutan diharapkan memberi kepastian bagi pelaku bisnis.
Hubungan dagang India-AS diprediksi semakin kuat dengan meningkatnya kerja sama di sektor strategis. Dukungan kebijakan dan kesepakatan yang saling menguntungkan membuat target perdagangan 500 miliar dolar AS bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dicapai.