REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, menyatakan dukungannya terhadap peningkatan volume pupuk subsidi untuk petani. Ia menekankan pentingnya efisiensi dalam produksi pupuk sebagai langkah untuk menambah volume pupuk subsidi.
“Kalau terjadi efisiensi, nanti Pak Menteri punya keleluasaan untuk nambah volumenya. Karena kalau anggaran ada, kemudian harganya turun, volumenya (bisa) tambah. Dan itu diharapkan akan bisa menambah kesejahteraan petani,” kata Andreas.
Menurut Andreas, rapat tersebut bertujuan menindaklanjuti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait penyaluran pupuk subsidi. Selain menyoroti temuan tersebut, ia menekankan perlunya kebijakan yang dapat memperbaiki tata kelola pupuk subsidi ke depan.
Andreas menyoroti pentingnya efisiensi dalam produksi pupuk sehingga dapat menekan harga jual. “Makanya tadi kami rapat dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian BUMN karena subsidi pupuk itu, tadi disampaikan oleh Pak Menteri, volume itu ditentukan oleh Kementerian Pertanian. Tetapi Harga Pokok Produksinya (HPP) itu kan tergantung dari Pupuk Indonesia,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa efisiensi menjadi sangat penting mengingat volume pupuk subsidi saat ini, yang mencapai 9,5 juta ton, masih belum mencukupi kebutuhan petani. Selisih kebutuhan pupuk berkisar antara 14 hingga 16,5 juta ton per tahun.
“Ini sekaligus untuk menyampaikan kenapa selalu ada keluhan tentang subsidi pupuk ini, karena dari awal volumenya dibanding kebutuhan yang seharusnya memang tidak semua bisa dicukupi. Karena itu sangat penting efisiensi di harga ini,” tegas Andreas.