Selasa 04 Feb 2025 15:01 WIB

Indonesia Kembangkan Pertanian Agroforestri Kejar Swasembada Pangan

Agroforestri memungkinkan pemanfaatan lahan yang terdegradasi.

Epon Sukarsi (54) memanen padi yang ditanam di lahan kosong kawasan pinggiran Kanal Banjir Timur (KBT) , Duren Sawit, Jakarta, Rabu (4/9/2024).Epon Sukarsi bersama suami manfaatkan lahan kosong di pinggiran KBT untuk mananam padi sejak bulan Mei lalu. Kini padi yang ditanam dilahan sepanjang 70 meter itu telah memasuki masa panen. Panen ini merupakan panen perdana dan rencananya padi hasil panen tersebut sebagian akan dikonsumsi dan sebagian dijual untuk modal tanam kembali.Menurut Epon sudah banyak tetangganya yang meminta beras dari hasil panennya. Namun dia masih mencari tempat/jasa penggilingan padi terdekat.
Foto: Republika/Prayogi
Epon Sukarsi (54) memanen padi yang ditanam di lahan kosong kawasan pinggiran Kanal Banjir Timur (KBT) , Duren Sawit, Jakarta, Rabu (4/9/2024).Epon Sukarsi bersama suami manfaatkan lahan kosong di pinggiran KBT untuk mananam padi sejak bulan Mei lalu. Kini padi yang ditanam dilahan sepanjang 70 meter itu telah memasuki masa panen. Panen ini merupakan panen perdana dan rencananya padi hasil panen tersebut sebagian akan dikonsumsi dan sebagian dijual untuk modal tanam kembali.Menurut Epon sudah banyak tetangganya yang meminta beras dari hasil panennya. Namun dia masih mencari tempat/jasa penggilingan padi terdekat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU - Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan sistem agroforestri saat ini mulai dikembangkan. Hal itu dilakukan dengan penanaman padi varietas gogo yang ditargetkan mencakup hingga 1,1 juta hektare lahan di seluruh Indonesia untuk mendukung swasembada pangan.

“Kami berkolaborasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan), sehingga pada hari ini kita launching pertama penanaman padi gogo ditanam secara agroforestri, yang nanti kita kembangkan di Indonesia maksimum bisa 1,1 juta hektare,” kata Raja Juli di Indramayu, Jabar, Selasa (4/2/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan sistem agroforestri memungkinkan pemanfaatan lahan yang terdegradasi (gundul), dengan menanam pohon hutan bersama tanaman pangan seperti padi gogo dan jagung. Menurut dia, langkah ini bertujuan mengembalikan fungsi ekologis lahan sekaligus meningkatkan produksi pangan.

“Secara teknis berapa tahun ini, nanti kita bicarakan di level ditjen, tetapi ada potensi 1,1 juta hektare. Namun tentu karena sekali lagi ini nomenklaturnya adalah hutan cadangan pangan, energi dan air,” ujarnya.

Ia menyampaikan konsep hutan cadangan pangan telah lama ada dalam nomenklatur Kementerian Kehutanan, namun sejauh ini belum dimanfaatkan secara optimal.

Raja Juli menuturkan kini upaya konkret tersebut dilakukan untuk memperkuat program ketahanan pangan nasional, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

“Presiden mengatakan hutan lestari, pembangunan tidak boleh henti, rakyat sejahtera itu pasti. Jadi sekali lagi, ini bukan memotong pohon tetapi menanam pohon,” katanya.

Ia menyebutkan selain 1,1 juta hektare lahan untuk padi gogo, pihaknya juga telah mengidentifikasi 1,4 juta hektare tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya jagung.

“Dengan rendah hati, kami mengatakan kami ini adalah pemain cadangan untuk mendukung pemain intinya (Kementan),” ujarnya.

Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman mengapresiasi inisiatif dari Kementerian Kehutanan dalam mendorong produksi pangan berbasis agroforestri. Dia menegaskan bahwa sinergi antara sektor kehutanan dan pertanian, menjadi strategi utama dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Jika program ini terealisasi tahun ini, Indonesia dapat mencapai swasembada pangan dalam waktu singkat, sebagaimana yang selalu disampaikan Presiden,” tutur Amran.

Kementerian Kehutanan berkolaborasi dengan Kementan dan Perum Perhutani melaksanakan penanaman serentak, program agroforesti pangan yang dipusatkan di Desa Cikawung, Indramayu, Jabar.

Kegiatan ini mengintegrasikan padi lahan kering dengan tanaman serbaguna (MPTS), dalam pola agroforestri guna meningkatkan produktivitas lahan, ketahanan pangan, serta kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

Penanaman berlangsung di Hutan Kemasyarakatan KTH Tani Jaya 4 sekitar 5 hektare, serta dilakukan serentak pada 26 titik lokasi di 17 provinsi dengan total rencana pengembangan tahap pertama mencapai 111.176,18 hektare.

Dalam kesempatan tersebut, Menhut dan Mentan menandatangani nota kesepahaman terkait sinergisitas program kehutanan dan pertanian untuk swasembada pangan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement