Selasa 28 Jan 2025 10:40 WIB

Tesla dan BMW Gugat Tarif Tambahan Uni Eropa untuk Mobil Produksi China

BMW dikenakan tarif tambahan sebesar 20,7 persen.

Logo Tesla terlihat pada hari media di Paris Auto Show 2024 di Paris, Prancis, 14 Oktober 2024.
Foto: REUTERS
Logo Tesla terlihat pada hari media di Paris Auto Show 2024 di Paris, Prancis, 14 Oktober 2024.

REPUBLIKA.CO.ID,BRUSSELS -- Tesla dan BMW telah bergabung dengan produsen kendaraan listrik (EV) China dalam menentang tarif Uni Eropa (UE) atas kendaraan listrik buatan Tiongkok. Tesla dan BMW telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Keadilan Uni Eropa (CJEU).

Gugatan hukum produsen mobil tersebut mengikuti pengajuan serupa pekan lalu oleh produsen kendaraan listrik Tiongkok BYD, Geely, dan SAIC, yang menentang tarif impor tambahan UE hingga lebih dari 35 persen.

Juru bicara Komisi Eropa Olof Gill mengonfirmasi pada konferensi pers pada Senin (27/1/2025) UE siap menanggapi kasus tersebut di pengadilan.

Meskipun ada tentangan keras dari para pemangku kepentingan industri di negara-negara anggota UE, Komisi terus maju dengan usulannya untuk mengenakan tarif balasan pada kendaraan listrik Tiongkok pada bulan Oktober 2024.

Berdasarkan skema tarif Uni Eropa, produsen mobil AS Tesla, yang memproduksi kendaraan di Tiongkok, dikenai bea masuk sebesar 7,8 persen setelah meminta peninjauan individual. BMW, yang juga memproduksi model tertentu di Tiongkok, dikenai bea masuk sebesar 20,7 persen. Tarif untuk produsen Tiongkok bervariasi: 17 persen untuk BYD, 18,8 persen untuk Geely, dan 35,3 persen untuk SAIC.

Tiongkok mengajukan banding ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada bulan November tahun lalu terhadap putusan akhir Uni Eropa tentang tindakan balasan yang menargetkan kendaraan listrik Tiongkok.

sumber : chinadaily.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement