Ahad 26 Jan 2025 07:40 WIB

Kawal Swasembada Pangan, Mentan Cek Pertanaman Padi Seluruh Indonesia

Kebijakan pompanisasi yang diterapkan pemerintah telah menunjukkan hasil positif.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan pengecekan pertanaman padi seluruh Indonesia. Hal ini guna memastikan kesiapan pangan dalam negeri dan mencegah terjadinya krisis pangan.

"Langkah ini diambil guna mencegah terulangnya krisis pangan yang sempat melanda pada awal tahun 2024," kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (25/1/2025).

Baca Juga

Mentan memimpin pemantauan kesiapan pertanaman padi di seluruh wilayah produsen beras yang dilakukan secara daring, untuk memastikan keberhasilan program swasembada pangan nasional. Dia menegaskan bahwa keberhasilan swasembada pangan sangat bergantung pada pencapaian Luas Tambah Tanam (LTT) pada periode Februari hingga April 2025.

"LTT pada Februari hingga April 2025 akan menjadi penentu utama keberhasilan kita dalam mewujudkan swasembada pangan,” ujar Mentan.

Kebijakan pompanisasi yang diterapkan pemerintah telah menunjukkan hasil positif. Produksi pangan pada periode Juli-Desember 2024 meningkat signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Mentan menegaskan bahwa pada 2025 pemasangan pompa irigasi akan lebih baik, sehingga diharapkan mampu mendorong lompatan produksi yang lebih besar.

Namun, Mentan juga menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur irigasi, khususnya di wilayah dengan curah hujan tinggi. Untuk itu, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU) diminta untuk memastikan kesiapan dan perbaikan irigasi guna mendukung pertanaman padi.

Beberapa langkah perbaikan sedang dilakukan di wilayah prioritas seperti Pinrang, yang mengusulkan perbaikan irigasi tersier sepanjang 8.000 hektare serta pembangunan dam parit untuk meningkatkan hasil produksi.

Di Lampung, BBWS melaporkan tengah memperbaiki tanggul yang rusak akibat curah hujan tinggi, sementara di Kalimantan Barat, 12 area irigasi sepanjang 550 km sedang dikerjakan.

Di Sumatera Selatan, BBWS juga merehabilitasi dua daerah irigasi dan lahan rawa untuk memastikan ketersediaan air.

Brigjen Putra, perwira Pj wilayah Kalimantan, melaporkan bahwa BBWS aktif menangani permasalahan irigasi sesuai arahan swasembada pangan.

Beberapa wilayah telah menetapkan target LTT mereka. Jawa Timur menargetkan tanam pada Februari 2025 seluas 156.786 ha, yang diproyeksikan meningkat menjadi 193.419 ha pada Maret 2025.

Di Jawa Tengah, target LTT Februari mencapai 130.000 ha dan naik menjadi 140.000 ha pada Maret. Sementara itu, Jawa Barat telah mencatat realisasi 154.800 ha pada Januari 2025.

Katingan melaporkan akan memanen 4.800 hektare sawah minggu depan, sementara Bombana dengan LTT 3.380 hektare menghadapi tantangan kekurangan alat mesin pertanian (alsintan).

Untuk mengatasi ini, Mentan meminta distribusi alsintan dipercepat ke seluruh daerah.

"Pemerintah harus memastikan alat mesin pertanian cukup di seluruh daerah. Jika ada Brigade Pangan yang belum menerima alat, segera laporkan,” tegasnya.

Mentan juga mengingatkan bahwa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dalam upaya swasembada pangan, mengingat krisis pangan global yang terjadi pada 2024.

"Sebanyak 22 negara menghentikan ekspor pangan, dan Indonesia sempat menghadapi potensi kekurangan pangan pada Januari-Februari 2024," ucap dia.

Mentan meminta seluruh daerah segera melaporkan kesiapan LTT mereka untuk Februari hingga April 2025, termasuk permasalahan dan solusi yang diharapkan. Laporan ini ditunggu dalam waktu 1-2 hari.

Dengan semangat kerja bersama dan kolaborasi lintas sektor, Mentan yakin Indonesia mampu mengatasi tantangan ini.

“Kita harus memastikan agar tidak terjadi antrean beras seperti tahun lalu. Semua pihak harus siap bersama-sama menghadapi tantangan ini,” kata Mentan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement