REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Pangan menugaskan Perum Bulog melakukan penyerapan beras 3 juta ton sepanjang 2025.
Pernyataan ini disampaikan Direktur Utama Bulog, Wahyu Suparyono saat berdiskusi dengan awak media di kantornya. Sebelum diskusi ini berlangsung, ia sempat mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai stakeholder pemerintah lainnya. Rakor tersebut dipimpin Menko Pangan, Zulkifli Hasan.
"Beliau secara tegas menyampaikan, kita diminta melakukan penyerapan ya," kata Wahyu, di kantornya, di Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Ia juga menyinggung target yang diberikan Presiden Prabowo Subianto. Sebelumnya Prabowo mendorong agar impor beras tak dilanjutkan mulai 2025. Penyerapan optimal beras di lapangan, mendukung asa tersebut.
Menurut Wahyu, lembaga yang ia pimpin siap menjalankan penugasan tersebut. Bukan hanya tentang meningkatkan volume beras. Pada saat yang sama, memaksimalkan hasil produksi petani lokal. Berdasarkan harga pembelian pemerintah (HPP), sampai saat ini harga beras yang dibeli Bulog dari penggilingan adalah Rp 12 ribu.
"Jadi yang ingin saya garisbawahi, start 2025, kita sepakat, arahan Bapak Presiden, kita tidak impor beras, dan kita diminta menyerap pengadaan dalam negeri. Itu yang paling penting," ujar Dirut Perum Bulog.
Wahyu menerangkan, puncak panen raya tahun ini diprediksi terjadi Februari sampai Mei. Ia meminta jajaran direksi, para petugas di Bulog, bekerja keras, turun ke lapangan.
"Agar di puncak panen itu, bisa menyerap 70 persen," katanya.
Terkait semua target dan penugasan tersebut, ia mengakui Bulog tak bisa berdiri sendiri. Butuh kolaborasi dengan berbagai pihak. Ia mencontohkan, pihaknya sudah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) pada 15 Januari 2025. Kerja sama pengadaan dan pengolahan gabah dan/atau beras dengan total kuantum sebanyak 1.176.900 ton setara beras.
"Mudah-mudahan dengan berkolaborasi ini (terjadi) percepatan pengadaan kita, dengan menjaga kualitas pastinya ya," tutur Wahyu.
Belum berhenti sampai di situ. Berikutnya, Bulog berencana melakukan kolaborasi dengan Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI). Arah kerjasamanya nanti mencakup penguatan cadangan beras pemerintah, pengadaan gabah dan beras petani, penyaluran dan penjualan beras petani, pemanfaatan infrastruktur pengeringan dan pengolahan milik AB2TI. Terakhir melakukan kemitraan budidaya pertanian mitra tani.