Ahad 19 Jan 2025 22:54 WIB

Penjualan Mobil Listrik China Tersendat di Awal 2025

Pengiriman mobil listrik turun 50 persen dibandingkan bulan Desember 2024.

Logo produsen mobil listrik (EV) China Nio terpampang di pusat pengiriman produksi mobilnya di Nanxiang, Shanghai, China 23 Maret 2023.
Foto: Reuters
Logo produsen mobil listrik (EV) China Nio terpampang di pusat pengiriman produksi mobilnya di Nanxiang, Shanghai, China 23 Maret 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan kendaraan listrik (EV) China mengalami hambatan pada awal tahun 2025. Keadaan ini meningkatkan kekhawatiran tentang prospek profitabilitas bagi produsen mobil di tengah persaingan harga yang ketat.

Menurut Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok (CPCA) pengiriman mobil listrik murni dan hibrida plug-in di seluruh daratan China anjlok 50 persen menjadi 206.000 unit dalam 12 hari pertama tahun. Penurunan ini dibandingkan dengan periode yang sama pada bulan Desember 2024.

Baca Juga

Penurunan tajam ini juga karena lonjakan penjualan sebesar 42 persen tahun lalu, yang menunjukkan volatilitas di pasar kendaraan listrik terbesar di dunia.

“Penurunan penjualan pada bulan Januari diperkirakan terjadi karena subsidi pemerintah untuk pembelian kendaraan listrik telah dihapuskan sejak awal tahun,” kata Gao Shen, seorang analis independen di Shanghai. “Angka penjualan menunjukkan bahwa pasar akan terus bergejolak meskipun adopsi kendaraan listrik meningkat.”

Pada bulan Juli, Beijing menggandakan subsidi tukar tambah untuk pembeli kendaraan listrik menjadi 20.000 yuan (2.729 dolar AS) per kendaraan, tetapi program tersebut berakhir pada tanggal 31 Desember.

Menurut data CPCA di Desember, 1,38 juta mobil listrik dikirimkan ke seluruh negeri, naik 10 persen dari bulan November, karena pembeli bergegas menyelesaikan transaksi sebelum akhir tahun.

Pada tanggal 8 Januari, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional mengumumkan perpanjangan subsidi, dengan tetap mempertahankan besaran insentif untuk mendukung produsen mobil dari Tesla hingga BYD.

"Kami sekarang berharap pemerintah daerah mengonfirmasi bahwa mereka akan mempertahankan insentif yang ditujukan untuk memacu penjualan mobil," kata CPCA dalam sebuah pernyataan. "Kebijakan preferensial penting untuk meningkatkan sentimen konsumen."

sumber : scmp.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement