Rabu 15 Jan 2025 16:35 WIB

Tembus Level 8 Persen, Angka Kemiskinan Indonesia Terendah Sepanjang Sejarah

Jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 24,06 juta orang.

Ilustrasi kemiskinan.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi kemiskinan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa tingkat kemiskinan yang tercatat dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) periode September 2024, yakni sebesar 8,57 persen merupakan tingkat terendah sepanjang sejarah. Ia mengungkapkan bahkan pencapaian tersebut adalah pertama kalinya tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat menyentuh angka 8 persen, yang mana sebelumnya selalu pada di atas 9 persen.

“Tingkat kemiskinan pada September 2024 sebesar 8,57 persen ini menjadi pencapaian terendah di Indonesia sejak pertama kalinya angka kemiskinan diumumkan oleh BPS pada tahun 1960,” kata Amalia Adininggar Widyasanti di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Baca Juga

Secara umum, sejak pandemi tahun 2020, persentase dan jumlah penduduk miskin di Indonesia terus mengalami penurunan. Amalia menerangkan, pada September 2024, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 24,06 juta orang. Angka demikian menunjukkan penurunan sebanyak 1,16 juta orang dibandingkan Maret 2024.

BPS menyoroti disparitas kemiskinan di tingkat perdesaan dan perkotaan masih relatif lebar. Pada September 2024, tingkat kemiskinan perdesaan sebesar 11,34 persen, atau lebih tinggi dari tingkat kemiskinan perkotaan yang sebesar 6,66 persen. Namun demikian, jika dilihat secara rata-rata, penurunan tingkat kemiskinan di perdesaan, terjadi relatif lebih cepat, dibandingkan dengan penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan.

"Kemiskinan wilayah perkotaan turun sebesar 0,43 persen basis poin, sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,45 persen basis poin," jelas Amalia.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) menunjukkan tren penurunan secara keseluruhan, baik di perkotaan maupun di perdesaan. Ini memperlihatkan rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin kecil.

Indeks keparahan kemiskinan (P2) juga menunjukkan tren penurunan baik di perkotaan maupun di pedesaaan. Penurunan ini menunjukkan distribusi pengeluaran di antara penduduk miskin, semakin merata.

"Jika dibandingkan dengan Maret 2024, P1 dan P2, pada September 2024 di perkotaan, turun lebih cepat dibandingkan di pedesaan," kata Amalia.

Secara spasial, tingkat kemiskinan pada September 2024, terdapat 18 provinsi di bawah rata-rata nasional. Lalu masih ada 20 provinsi tingkat kemiskinan di atas rata-rata nasional. Hal ini mencerminkan masih ada variasi yang cukup besar dalam tingkat kemiskinan antarwilayah di Indonesia.

Jika dibandingkan Maret 2024, sebanyak lima provinsi mengalami kenaikan tingkat kemiskinan yaitu Jambi, Bangka Belitung, Kalteng, Papua, dan Papua Selatan.

Kemudian tingkat kemiskinan menurut Pulau. Jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Jawa, yaitu sebanyak 12,62 juta orang, atau sekitar 52,45 persen dari total penduduk miskin di Indonesia. Di urutan kedua di Sumatera dengan porsi 21,82 persen atau 5,25 juta jiwa.

"Jumlah penduduk miskin yang paling sedikit di Kalimantan yakni 0,91 juta orang," ujar Amalia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement