Jumat 22 Nov 2024 14:00 WIB

Dampak Boikot, Pizza Hut Rugi Rp 96 Miliar di Kuartal Ketiga 2024

Selain tekanan eksternal, perusahaan juga menghadapi tantangan operasional.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Kinerja PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) selaku pemegang lisensi Pizza Hut di kuartal ketiga 2024 menunjukkan tekanan berat dengan rugi bersih sebesar Rp 96,71 miliar per kuartal III 2024. (ilustrasi)
Foto: Republika/Desy Susilawati
Kinerja PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) selaku pemegang lisensi Pizza Hut di kuartal ketiga 2024 menunjukkan tekanan berat dengan rugi bersih sebesar Rp 96,71 miliar per kuartal III 2024. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) selaku pemegang lisensi Pizza Hut di kuartal ketiga 2024 menunjukkan tekanan berat dengan rugi bersih sebesar Rp 96,71 miliar per kuartal III 2024. Angka itu membengkak dibandingkan rugi bersih pada periode yang sama tahun lalu Rp 38,95 miliar. Penurunan ini tidak hanya disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, tetapi juga terpengaruh oleh sentimen geopolitik, termasuk boikot yang muncul terkait konflik di Timur Tengah.  

Perusahaan juga menghadapi penurunan jumlah outlet. Hingga akhir kuartal III 2024, Pizza Hut mengoperasikan 595 outlet, turun 17 unit dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Direktur Operasional Pizza Hut Boy Lukito mengatakan, situasi ini dipicu oleh dua faktor utama, yakni penurunan daya beli masyarakat akibat perlambatan ekonomi dan dampak sosial dari sentimen geopolitik.

Baca Juga

“Kami melihat penurunan dari kelas ekonomi menengah yang turun kelas dan juga dampak sosial terkait geopolitik, yang memang memengaruhi pola konsumsi masyarakat,” ungkapnya dalam Paparan Public Expose PT Sarimelati Kencana belum lama ini dikutip dari Keterbukaan Informasi, Jumat (22/11/2024).

Namun, manajemen mengakui sulit untuk memisahkan dampak mana yang lebih besar antara kedua faktor tersebut. Selain tekanan eksternal, perusahaan juga menghadapi tantangan operasional. 

Berdasarkan laporan kinerjanya, penjualan bersih Pizza Hut juga turun 25,93 persen yoy menjadi Rp 2,03 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 2,75 triliun

Dalam menghadapi tekanan ini, Pizza Hut tidak berencana untuk fokus pada ekspansi besar-besaran dalam waktu dekat. Sebagai gantinya, fokus perusahaan adalah meningkatkan daya tarik outlet yang ada dengan meremajakan desain interior dan eksterior restoran.  

Salah satu strategi yang dianggap berhasil adalah model "Ristorante” di mana restoran ini menawarkan konsep premium dengan menu gourmet, seperti handcrafted pizza dan steak. Konsep ini berhasil meningkatkan pendapatan rata-rata hingga 20 persen lebih tinggi dibandingkan restoran mainstream.

“Fokus kami adalah meng-upgrade restoran yang sudah ketinggalan desain agar relevan dengan kalangan Gen Z dan milenial,” tambah Boy Lukito.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement