Senin 28 Oct 2024 16:55 WIB

Program Makan Bergizi Gratis Direncanakan Mulai Januari, Sasar 3.000-4.000 Siswa per Kota

Makan bergizi salah satu yang menjadi program prioritas Prabowo-Gibran.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Gita Amanda
Mensesneg Prasetyo Hadi mengungkapkan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) akan dimulai per Januari. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Mensesneg Prasetyo Hadi mengungkapkan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) akan dimulai per Januari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan program unggulan Presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka yakni Makan Bergizi Gratis (MBG) akan dimulai per Januari mendatang. 

"Makan bergizi salah satu yang menjadi program prioritas beliau. (Kapan dimulai skema) Insyaallah mulai Januari sudah akan bisa dilaksanakan," kata Prasetyo, Ahad (27/10/2024). 

 

Pihaknya juga mengatakan apabila skema yang diterapkan mungkin belum sempurna. Pasalnya, jika menilik negara lain yang sudah lama menerapkan ia mengatakan Indonesia baru akan memulainya. 

 

"Tapi mungkin belum sempurna ya secara sistem. Karena memang kita baru tahun ini. Negara kita akan melaksanakan program makan bergizi," katanya. 

 

"Sementara beberapa negara yang lain itu sudah berjalan puluhan tahun. Kami minta doanya. Kami mohon doa restunya. Mohon juga dimaklumi apabila di awal-awal sistem juga masih belum sempurna," katanya menambahkan. 

 

Pihaknya juga mengatakan selama awal penerapan program tersebut belum bisa di semua daerah di Indonesia. Pasalnya, ada daerah yang memerlukan metode yang berbeda sehingga tidak bisa dipukul rata untuk penerapan program unggulan tersebut. Ia juga mengatakan nantinya di setiap kota akan menyasar tiga ribu hingga empat ribu siswa. 

 

"Kemudian mungkin cakupannya juga belum bisa untuk seluruh rakyat Indonesia. Beberapa wilayah yang lain harus kita cari metodenya. Misalnya di daerah pantai terluar, pulau terluar, di daerah Papua. Tentu tidak bisa kita samakan. Kalau teman-teman media ingin lihat, ada di sini contoh yang sudah dibangun ya," katanya. 

 

"Nanti akan direncanakan, akan bisa meng-cover 3.000 sampai 4.000 anak siswa," katanya mengakhiri.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement