Jumat 25 Oct 2024 14:43 WIB

Indonesia Re Genjot Daya Saing dengan Transformasi Digital

Indonesia Re juga memfasilitasi diskusi mengenai pengalaman digitalisasi dari BUMN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Indonesia Re menyelenggarakan kegiatan IT Days untuk mendorong transformasi digital.
Foto: Indonesia Re
Indonesia Re menyelenggarakan kegiatan IT Days untuk mendorong transformasi digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re mendukung visi pemerintah dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu menekankan pentingnya transformasi digital dalam menentukan keputusan bisnis untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan. 

"Transformasi digital menjadi salah satu pilar utama dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan proses bisnis," ujar Benny dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Benny mengatakan Indonesia Re juga menyelaraskan inisiatif digital lintas fungsi dan memastikan peran teknologi informasi (TI) melalui acara IT Days bertajuk "Digital First DNA Landscape, A Journey of Continuous Growth". Benny menyampaikan ajang Indonesia Re ingin memperkuat daya saing di pasar global dengan memfokuskan pada inisiatif digitalisasi yang melibatkan berbagai divisi, termasuk pengembangan solusi berbasis data analitik, optimalisasi proses bisnis, serta integrasi teknologi yang lebih baik. 

"Setiap divisi juga memaparkan inisiatifnya, mulai dari digitalisasi manajemen klaim, proses finansial, hingga pengelolaan hubungan klien melalui platform digital," ucap Benny.

Benny menyampaikan, IT Days Indonesia Re juga memfasilitasi diskusi mengenai pengalaman digitalisasi dari BUMN lain yang telah sukses melakukan transformasi. Benny ingin memastikan perjalanan digital dan setiap inisiatif Indonesia Re telah teruji dan relevan dengan kebutuhan pasar. 

"Transformasi digital sangat membantu kita dalam memahami dan mengevaluasi yang telah dilakukan, kesenjangan yang ada dan perlu kita pelajari, juga memetakan bagian-bagian mana saja yang bisa kita percepatan," kata Benny. 

Direktur Pengembangan dan TI Indonesia Re Beatrix Santi Anugrah mengatakan, transformasi digital tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang mengubah budaya dan pola pikir di perusahaan. Dengan memimpin melalui empati dan inklusivitas, lanjut Beatrix, akan mendorong inovasi dan memastikan setiap individu di Indonesia Re dapat berkontribusi secara maksimal dalam transformasi digital ini.

"Dalam lima tahun ke depan, transformasi digital akan menjadi salah satu kunci keberhasilan, terutama di sektor BUMN, ujar Beatrix. 

Melalui inisiatif inovasi dan digitalisasi, ucap Beatrix, perusahaan akan semakin siap memasuki pasar industri baik di dalam negeri maupun luar negeri. Beatrix meyakini transformasi digital tidak hanya terpaku pada aspek teknologi, melainkan pada budaya yang berpusat pada manusia.

"Hasil acara ini akan menjadi landasan dalam menetapkan prioritas digitalisasi untuk tahun-tahun mendatang, guna meningkatkan daya saing, efisiensi operasional, dan inovasi yang berkelanjutan," kata Beatrix. 

Pakar TI Inggriani Liem mengatakan tantangan utama dalam manajemen data di industri reasuransi meliputi konsistensi dan akurasi data serta aksesibilitas dan integrasi data. Masalah seperti format data yang tidak konsisten dari cedant dan broker, serta pengelolaan data secara manual yang memiliki potensi kesalahan manusia menjadi penghambat besar dalam operasional. 

"Selain itu, data yang tersebar di berbagai sistem yang belum saling berkomunikasi serta pengumpulan data yang belum terkelola dengan baik menyebabkan redundansi dan inefisiensi," ucap Liem. 

Liem menilai arsitektur data yang terukur sangat penting untuk mengelola pertumbuhan data yang cepat akibat transformasi digital, IoT, dan faktor lainnya. Desain yang mampu mengelola peningkatan volume data tanpa menurunkan performa adalah kunci bagi organisasi yang ingin tetap kompetitif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement