REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data luas panen dan perkembangan produksi jagung pada tahun 2024. Ini merupakan angka sementara hasil survei kerangka sampel area (KSA).
PLT Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menerangkan data tersebut berdasarkan amatan terakhir, bulan september 2024. Luas panen jagung pipilan kering tahun 2024 diperkirakan mencapai 2,58 juta hektare, naik sebesar 0,11 juta hektare (4,34 persen), dibanding tahun lalu.
Jika dilihat lebih rinci, maka kenaikan luas panen ini terjadi di semua subround, dengan rincian subround I (Januari - April) naik sebesar 0,03 juta hektare, di subround II (Mei-Agustus) naik sebesar 0,01 juta hektare, dan subround III (September - Desember) naik 0,07 hektare.
"Dengan demikian peningkatan perkiraan luas panen jagung pada 2024 ini disebabkan oleh kondisi pertanaman yang lebih mendukung dibandingkan dengan tahun lalu dan juga substitusi tanaman padi ke Jagung karena cuaca yang lebih mendukung," kata Amalia, dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Selasa (15/10/2024).
PLT Kepala BPS menerangkan, sama seperti kondisi padi, gambaran luas panen jagung pada Oktober - Desember ini merupakan angka potensi. "Nanti kita lihat angka realisasinya setelah kita mendapatkan gambarannya."
Selanjutnya secara spasial, sebagian besar luas panen jagung pipilan kering, atau sekitar 86,55 persen dari total produksi nasional, disumbang oleh wilayah Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Jawa sekitar 50,02 persen, Sumatera 21,23 persen, dan Sulawesi sebesar 15,30 persen. Ada beberapa provinsi yang mengalami peningkatan luas panen tertinggi, antara lain Jawa Tengah, Gorontalo, Suamtera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Timur.
Berikutnya, produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen. Sejalan dengan proyeksi luas panen, produksi jagung pipilan kering KA 14 persen pada 2024 diperkirakan sebanyak 15,21 juta ton atau mengalami kenaikan sebesar 0,43 juta ton (2,93 persen) dibanding tahun 2023.
"Tentunya kenaikan produksi terjadi di subround I dan III, dengan rincian Subround I naik sebesar 0,18 juta ton, subround III naik sebanyak 0,32 juta ton. Sementara di subround II terlihat ada sedikit penurunan sebanyak 0,07 juta ton karena adanya penurunan produktivitas, meskipun pada saat itu, luas panennya mengalami kenaikan," tutur Amalia.
Terakhir, mengenai produksi jagung pipilan kering kadar air 14 persen secara spasial. Sejalan dengan gambaran luas panen, hampir seluruh produksi jagung pipilan kering KA 14 persen, yakni 88,30 persen disumbang oleh wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi.
Dari Jawa memberikan kontribusi sebesar 51,86 persen, atau sebesar 7,89 juta ton. Sumatera 22,95 persen atau 3,49 juta ton, dan Sulawesi sebesar 13,49 persen atau 2,05 juta ton. Lima provinsi yang mengalami peningkatan produksi tertinggi adalah Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Utara.
Frederikus Bata