Ahad 13 Oct 2024 18:29 WIB

Sentuhan Digitalisasi Pacu Profitabilitas Perhutani

Perhutani mengembangkan proses bisnis dan manajemen ke arah yang lebih modern.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi digitalisasi dalam produk kayu Perhutani/
Foto: Perhutani
Ilustrasi digitalisasi dalam produk kayu Perhutani/

REPUBLIKA.CO.ID, Transformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bukan hanya soal merombak tata kelola bisnis maupun perbaikan sumber daya manusia (SDM). Investasi di bidang digital terbukti sukses mampu membawa perubahan bisnis menjadi lebih efisien dan pada akhirnya mendukung profitabilitas yang lebih positif.

Salah satu kisahnya terdapat pada transformasi Perum Perhutani. Perusahaan pengelola hutan negara itu menerapkan digitalisasi value chain untuk mengintegrasikan sumber daya manusia, proses bisnis, mesin, sumber daya hutan, dan industri hasil hutan. Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan, perubahan besar ini dimulai sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian BUMN terkait hilirisasi dan digitalisasi serta transformasi BUMN.

Baca Juga

"Perhutani berhasil mengubah proses bisnisnya ke proses bisnis digital," ujar Wahyu, beberapa waktu lalu.

Wahyu menyampaikan, transformasi Perhutani di bidang digital berfokus kepada penguatan customer experience dengan implementasi Customer Relationship Management (CRM), pemetaan dan pengamanan sumber daya hutan, pengembangan sistem informasi, back office dan shared service, serta pengadopsian teknologi terkini untuk menunjang operasional di sektor kehutanan. Pada 2020, lanjut Wahyu, Perhutani mulai memasuki babak baru dengan melahirkan inisiatif strategis pengembangan Union Wisata, Aplikasi Surat Menyurat Elektronik (ASME), Sistem Enterprise Resource Planning (ERP) seperti Financial & Cost Controlling (FICO) dan Human Capital Management System (HCMS), E-Learning, dan pengaplikasian barcode pada Produk Kayu.

"Selanjutnya, pada 2021, Perhutani meningkatkan pelayanan pada e-commerce www.tokoperhutani.com dan aplikasi Android untuk memberi kemudahan pembelian produk kayu dan nonkayu," ucap Wahyu.

Wahyu mengatakan Perhutani juga mengimplementasikan pemetaan wilayah dengan teknologi geospasial dan pemantauan proses kerja melalui Perhutani Digital Forest (Control Room) yang dilengkapi dengan sistem pelaporan kejadian (Incident Management). Wahyu menyampaikan, Perhutani melanjutkan transformasi digitalnya pada 2022 melalui pengembangan pada platform ecotourism and hospitality dengan mulai mengembangkan teknologi body gate dan barrier gate yang terintegrasi dengan sistem e-ticketing wisata Perhutani, pembangunan Perhutani Digital Forest (Control Room) di tingkat Divisi Regional serta implementasi ERP terintegrasi dan platform keamanan digital hingga mengembangkan Perhutani Virtual Forest pada metaverse.

"Pada 2023, Perhutani menambah gebrakannya pada transformasi digital melalui Peluncuran Aplikasi Kemitraan Socioforest yang juga masuk dalam Proyek Strategis Kementerian BUMN 2023," lanjut Wahyu.

Wahyu menjelaskan Socioforest bertujuan sebagai upaya perbaikan ekosistem kerja sama pengelolaan hutan berkelanjutan dari sinergi bisnis, yang lebih transparan bersama masyarakat sekitar hutan berbasis mobile app. Lebih lanjut, Perhutani melakukan modernisasi Tempat Penimbunan Kayu (TPK), Peluncuran sistem e-learning Cognition Expertise Database System (CERDAS) dan Perhutani Mengajar (Pijar), serta sistem Smart KPH.

Dalam bidang inventarisasi sumberdaya hutan Perhutani telah menerapkan teknologi LiDAR (Light Detection and Raging) untuk mengetahui potensi hutan seperti volume, tinggi, dan diameter pohon agar lebih efektif dan efisien namun tetap akurat.

Wahyu mengatakan transformasi digital Perhutani merupakan suatu keniscayaan dalam menghadapi perkembangan dunia. Wahyu menyebut arahan dari Kementerian BUMN memberikan dorongan yang sangat diperlukan bagi perusahaan pelat merah, khususnya Perum Perhutani untuk berkembang dan menaikkan levelnya ke tingkat yang lebih tinggi. Menurut Wahyu, Perhutani saat ini adaptif terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi. Perhutani mengembangkan proses bisnis dan manajemen ke arah yang lebih modern dan menjadi Perhutani baru.

"Value AKHLAK yang ditegakkan bukan hanya sekadar slogan, terbukti kami banyak melakukan sinergi antar-stakeholder untuk tujuan bersama," sambung Wahyu.

Upaya transformasi tersebut lantas berhasil diterjemahkan kepada kinerja keuangan Perhutani. Laba tahun berjalan Perhutani berhasil mencapai Rp 501,93 miliar pada 2023. Angka itu melonjak signifikan dibandingkan laba pada 2019 yang hanya sebesar Rp 205,03 miliar, setara dengan pertumbuhan rata-rata/Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 19,6 persen selama 5 tahun terakhir.

Dengan kinerja yang positif itu, aset perusahaan pun berhasil meningkat secara stabil dan kini berada di Rp 17,97 triliun. Angka itu naik 3,75 persen (yoy) dibandingkan aset perusahaan pada 2022 sebesar Rp 17,32 triliun.

"Kinerja Perhutani pada tahun 2023 mencerminkan peningkatan dalam beberapa area kunci, seperti total aset dan ekuitas, meskipun pendapatan usaha pokok dan laba bersih mengalami tekanan akibat kondisi pasar global yang volatil," ungkap Wahyu.

Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai, pertumbuhan kinerja Perhutani tak lepas dari keberhasilan penerapan digitalisasi. Huda menyebut transformasi dalam sektor digital membuat perubahan signifikan dalam operasional BUMN yang bergerak di bidang kehutanan tersebut.

"Mereka sudah bagus menerapkan layanan dan operasional perusahaan berbasis digital," ujar Huda saat dihubungi Republika di Jakarta.

Huda mencontohkan salah satu terobosan Perhutani yang berdampak signifikan dalam menunjang kinerja operasional adalah digitalisasi melalui barcode kayu. Huda menyebut pemanfaatan teknologi dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dalam memantau data produksi secara komprehensif.

"Data ini seharusnya bisa lebih bagus dan produksi bisa dikontrol dengan melihat dari sisi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Asalkan penerapannya tidak ada penyimpangan, langkah ini langkah yang bagus," ucap Huda.

Bisnis masa depan dan merangkul masyarakat

Transformasi Perhutani dinilai merupakan bekal penting untuk menyongsong bisnis masa depan yang akan terkonsentrasi pada kelestarian alam. Sebagai pengelola hutan yang berkelanjutan, Perhutani pun diharapkan bisa dekat dengan masyarakat dan memberikan dampak positif.

Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan Perhutani berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa hutan dan mengoptimalkan manfaat hutan produksi bersama. Perhutani, lanjut Wahyu, melakukan banyak cara untuk mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat desa hutan, salah satunya melalui UMKM.

"Peresmian ini merupakan langkah nyata kami dalam meningkatkan daya jual produk UMKM, utamanya produk hasil pemanfaatan hutan," ujar Wahyu.

Wahyu mengatakan vending machine dan UMKM Corner Perum Perhutani menyediakan berbagai produk kopi hasil binaan UMKM dari berbagai daerah, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Kopi yang ditawarkan terdiri atas berbagai varietas dari spesies kopi robusta, excelsa, liberica, dan arabika hingga kreasi kopi okra.

Wahyu menyampaikan Perhutani bersama masyarakat desa hutan saat ini telah mengembangkan budidaya kopi skema agroforestry di areal seluas 43.143 hektare yang tersebar di 32 Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani. Wahyu menyampaikan hal ini mendapat dukungan dari 518 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan 75.872 petani.

"Selain produk kopi, UMKM Corner Perhutani juga menyediakan berbagai produk hasil buatan 24 UMKM mitra binaan yang tersebar di 18 Satuan kerja Perhutani, seperti makanan, minuman, souvenir batik, dan kerajinan tangan dari rotan," kata Wahyu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement