Selasa 08 Oct 2024 19:42 WIB

Bos Freeport Singgung PR Bersama untuk Manfaatkan Produk Hilirisasi

PTFI memiliki dua pabrik smelter tembaga.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja melintas di lokasi proyek Smelter Freeport di sela Peresmian Produksi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Smelter PTFI, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin (23/9/2024).
Foto: ANTARA FOTO/Rizal Hanafi
Pekerja melintas di lokasi proyek Smelter Freeport di sela Peresmian Produksi Smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Smelter PTFI, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Senin (23/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI), Tony Wenas menjelaskan progres hilirisasi di perusahaannya. Intinya, PTFI sangat mendukung hal itu.

PTFI memiliki dua pabrik smelter tembaga. Pertama sudah beroperasi sejak 1997. Smelter ini memurnikan 1,3 juta ton konsentrat tembaga. Kedua, yang baru saja diselesaikan pembangunannya. Itu memurnikan 1,7 ton konsentrat tembaga.

Baca Juga

Smelter kedua ini, jelas Tony, sudah mulai tahap produksi, meski masih diperlukan beberapa penyesuaian. Pasalnya itu merupakan smelter single line tembaga terbesar di dunia.

"Dengan segala tantangannya, dengan jadwal yang sangat ketat oleh pemerintah, dengan membayar bea keluar juga, penalti karena keterlambatan akibat Covid-19, tapi selesai semuanya," kata Presdir PTFI Tony Wenas di Jakarta Convention Center, Senayan, Selasa (8/10/2024).

Ia melanjutkan, pada Januari 2025 nanti, PTFI memurnikan 100 persen konsentrat tembaga di dalam negeri. Itu akan menghasilkan 900 ribu-1 juta ton katoda tembaga, tergantung bagaimana kadarnya.

"Di situlah kewajiban hilirisasi penambang selesai. PR kita semua adalah bagaimana supaya itu dikonsumsi di dalam negeri," ujar Tony.

Ia menjelaskan, keadaan saat ini, per tahun, katoda tembaga yang sudah diproduksi PT Smelting, separuhnya masih diekspor. Sekitar 200 ribu ton dikonsumsi di dalam negeri, lalu sekitar 150 ribu ton masih diekspor.

"Persoalannya mungkin, bukan konsumsi tembaga Indonesia yang kecil, tapi konsumsi katoda tembaga Indonesia yang kecil," tutur Tony.

Kemudian, hasil hilirisasi tembaga PTFI, menurut dia, akan sangat bermanfaat bagi Renewable Energy. Ia menyinggung potensi PT PLN (Persero) membangun jalur transmisi baru sepanjang 47 ribu kilometer (KM).

"Menggunakan katoda dari dalam negeri, Ini akan sangat pas untuk jalur transmisinya. Juga kalau dari produksi kami , hampir 1 juta ton itu bisa membangun 200 gigawatt solar panel, satu tahun itu. Sehingga memang diperlukan joint effort dari seluruh kementerian, seluruh stakeholder, supaya memang industri yang lebih hilir lagi, muncul di Indonesia," ujar Presder PTFI ini.

Pada intinya, Tony berharap produk hasil hilirisasi harus benar-benar dimanfaatkan di dalam negeri secara maksimal. Lalu perlu integrasi seluruh kementerian/lembaga agar semuanya berjalan efektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement