Sabtu 28 Sep 2024 07:52 WIB

Usaha para Nasabah Mekaar di Banyuwangi Terus Berkembang

Mereka mulai berani mengembangkan usaha masing-masing.

Rep: Ilham Tirta/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi saat meninjau nasabah PNM Mekaar di Desa Telemung, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2024).
Foto: Ilham Tirta/Republika
Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM), Arief Mulyadi saat meninjau nasabah PNM Mekaar di Desa Telemung, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Usaha para nasabah program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera) PT Permodalan Nasional Madani (PNM) terus menanjak. Mereka mulai berani mengembangkan usaha masing-masing, dari yang hanya sekadar usaha rintisan.

Salah satu nasabah Mekaar, Sukarsih (38 tahun) mengaku kini tengah menjajal usaha ternak sapi. Baru-baru ini, ia membeli dua indukan sapi dengan harga Rp 24 juta.

Baca Juga

"Saya memulai dengan ternak kambing. Alhamdulillah sekarang terus berkembang, saya mulai membeli sapi," kata Sukarsih ditemui di rumahnya, Desa Telemung, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (27/9/2024).

Ibu dari lima anak itu mengatakan, dua indukan sapi itu dibeli dari hasil menjual beberapa kambing ternaknya. Untuk menambahnya, dia menaikan limit pinjamannnya di Mekaar.

"Sekarang saya mengambil limit pinjaman Rp 10 juta," kata dia.

Dengan pinjaman sebesar itu, Sukarsih mengaku harus membayar angsuran Rp 469 ribu per dua pekan selama setahun. Ia mengaku tidak diberatkan oleh angsuran sebesar itu. "Enggak berat. Alhamdulillah semakin sejahtera keluarga saya," kata dia.

Nasabah Mekaar lainnya di desa itu, Saniam (30 tahun) juga merasa sudah waktunya mengembangkan usaha kios sembakonya. Ia mengaku ingin melebarkan sayap dengan membuka kios baru di tempat yang lebih strategis. "Saya sedang mencari orang untuk (karyawan) untuk membantu menjaga kios," kata dia.

Wanita beranak dua itu mengaku mulai menjadi nasabah Mekaar pada tahun 2022. Saat itu, ia mengambil pinjaman Rp 2 juta untuk usaha gorengannya. Sejak saat itu, ia mengaku rajin menabung.

Hasilnya, usaha gorengan itu ia tinggalkan dan beralih fokus ke usaha kios sembako. "Gorengan udah enggak mampu lagi karena enggak ada orang yang bantuin," kata dia.

Sama dengan Sukarsih, untuk memulai kios sembako, Saniam menaikan limit pinjamannya menjadi Rp 5 juta dengan angsuran Rp 125 ribu per pekan. Saniam mengaku tidak diberatkan dengan angsuran itu karena setiap harinya ia mampu meraup untung Rp 70-100 ribu dari kios sembakonya.

"Tidak memberatkan. Ketua kelompoknya juga baik, mendidik," kata dia.

Program Mekaar PNM fokus pada pemberdayaan perempuan prasejahtera sehingga bisa memberikan dampak besar pada perekonomian lokal. Nasabah tidak hanya memperoleh modal usaha, tetapi juga pendampingan untuk mengembangkan bisnis mereka.

Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi merasa senang dengan geliat usaha para nasabah Mekaar di Banyuwangi. Program tersebut, kata dia, merupakan pelaksanaan tugas PNM untuk memberikan modal sosial, finansial, dan intelektual kepada para nasabah.

"Kami berharap usaha mereka berkesinambungan, walaupun mereka mulai dari sebuah kegiatan sustain yang hanya berupa upaya pemenuhan kebutuhan dasar mereka," kata dia ketika mengunjungi kelompok Mekaar di Banyuwangi.

Ia yakin para ibu-ibu itu nantinya bisa menjadi pengusaha yang bisa diandalkan. "Dan sudah terbukti beberapa (nasabah Mekaar) sudah bisa mengekspor produknya keluar negeri," kata dia.

Arief mengatakan, per Agustus 2024, jumlah nasabah PNM secara nasional sudah tembus 14,71 juta orang. Angka ini mengalami peningkatan 0,9 persen secara tahunan. Khusus di Jawa Timur, terdapat 2,68 juta nasabah, termasuk 154 ribu nasabah di Banyuwangi. “Sampai hari ini dengan jumlah nasabah yang kami biayai hampir 200 ribu. Tapi yang aktif sampai 154 ribu nasabah,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement