Kamis 05 Sep 2024 19:37 WIB

''Rumah Indonesia, Rumah Kita'' Jadi Puisi Harapan Terakhir Faisal Basri untuk Indonesia

Dalam puisinya, Faisal berharap adanya pemimpin yang jujur untuk memimpin Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Ekonom Senior Indef Faisal Basri sempat menulis puisi untuk Indonesia, sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan RI. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ekonom Senior Indef Faisal Basri sempat menulis puisi untuk Indonesia, sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan RI. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom senior Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis (5/9/2024). Faisal berpulang pada sekira pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta Selatan. Pria kelahiran Bandung, 6 November 1959 itu meninggal pada usia 64 tahun.

Dari penelusuran Republika, Faisal memiliki laman blog pribadinya  faisalbasri.com yang berisi curahan pemikirannya. Terakhir, Faisal mengedit puisi miliknya sehari setelah hari kemerdekaan Indonesia, Sabtu (18/8/2024). Diketahui, puisi yang berjudul "Rumah Indonesia, Rumah Kita" ia tulis pada 9 Desember 2023.

Baca Juga

Dalam puisinya, Faisal berharap adanya pemimpin yang jujur untuk memimpin Indonesia. Menurutnya, sudah saatnya bangsa ini menata "Rumah Indonesia" dengan memperkuat pondasi, mereparasi pilar dan menambal kebocoran yang ada guna mewujudkan Indonesia baru.

Berikut puisi harapan yang dituliskan Faisal Basri:

Rumah Indonesia, Rumah Kita

Indonesia adalah Rumah Kita

Tempat  bermukim buat semua

Tak membedakan suku, warna kulit, agama, dan asal muasal

Untuk merajut asa wujudkan Indonesia yang berkeadilan dan sejahtera

*

Kita berbagi cerita dan cara

Bukan memonopoli mau sendiri dan mimpi kosong

Bukan dengan memaksakan kehendak dengan bedil

Bukan dengan menindas kelompok yang tidak disuka.

Bukan dengan membungkam barisan seberang

*

Anasir-anasir negara dan korporasi berkelindan

Mewujudkan mimpi mereka sendiri

Merampas tanah rakyat

Membungkam suara Nurani

Mengeruk kekayaan negeri untuk membangun kerajaan lewat politik dinasti

Mereka membentuk kawanan rayap dan kecoak bertaring tajam

Mengusik rumah kita, Rumah Indonesia

*

Mereka kian menggerogoti segala penjuru rumah kita

Menyerang fondasi

Mengacak-acak pilar-pilar bangunan

Membombardir atap

Tak pelak, Rumah Indonesia mulai oleng

*

Dentuman drum

Lengkingan gitar

Alunan dan pekik penyanyi

Entakan kaki-kaki penonton

Membuat kawanan rayap dan kecoak

Pekak dan tuli

Pandangan matanya merabun

Sekujur tubuhnya kuyu

Dengan lemah lunglai, mereka mengambil Langkah seribu terbirit-birit

Meninggalkan arena

*

Kini saatnya 

Kita kembali menata Rumah Indonesia

Memperkuat fondasi

Mereparasi pilar-pilar

Dan menambal kebocoran

Untuk mewujudkan Indonesia baru

Mewariskan kejayaan bagi generasi mendatang

*

Saatnya

Kejujuran

Yang memimpin

Bangsa ini

***

Jakarta, 9 Desember 2023, diperbarui pada 18 Agustus 2024.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement