Selasa 03 Sep 2024 20:39 WIB

Menhub: Perkembangan Transportasi Indonesia Sangat Signifikan

Indonesia sedang berupaya memperluas jaringan MRT ditambah LRT.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi
Foto: Dok Republika
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengklaim Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat signifikan di sektor perkeretaapian dengan beroperasinya Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Untuk perkeretaapian perkotaan, lanjut Budi, Indonesia sedang berupaya memperluas jaringan MRT dengan pembangunan yang sedang berlangsung ditambah LRT Jabodebek, dan yang terbaru adalah Autonomous Rail Transit di Nusantara sebagai Ibu Kota Negara berikutnya.

"Jalur-jalur ini akan melengkapi jaringan kereta api perkotaan yang ada di Jakarta dan diharapkan dapat menjadi solusi yang sangat baik bagi mobilitas masyarakat," ujar Budi saat membuka ASEAN Railway CEO Conference ke-44 di Bandung, Jawa Barat, Selasa (3/9/2024).

Baca Juga

Budi berharap kegiatan ini dapat memberikan masukan bagi pengembangan sektor transportasi Asia Tenggara, khususnya perkeretaapian. Budi mengaku senang dapat berbagi pandangan mengenai perkembangan sektor perkeretaapian Indonesia.

"Saya sangat yakin pembangunan sektor perkeretaapian kita masih berada di jalur yang tepat menuju masa depan yang gemilang. Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan momentum kesempatan hari ini untuk membina kerja sama dan membangun hubungan yang lebih erat guna meningkatkan hal ini," kata Budi. 

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Didiek Hartantyo mengatakan kegiatan ARCEOs’ Conference ke-44 bertujuan memperkuat hubungan dan kerja sama antara operator perkeretaapian dan para pelaku industri di Asia Tenggara. 

Didiek menyebut tajuk acara Driving Sustainability with Digital Innovation selaras dengan tantangan global, termasuk kebutuhan mendesak mengatasi perubahan iklim, meningkatkan efisiensi operasional, dan memenuhi permintaan kebutuhan transportasi yang berkelanjutan. 

"Apalagi perkembangan teknologi dan perubahan permintaan pelanggan memainkan peran penting dalam pembentukan fokus kita," ucap Didiek.

Didiek menyampaikan konferensi perubahan iklim 2023 (COP28) menandai titik balik bagi Asia Tenggara, dengan hampir seluruh negara Asia Tenggara berkomitmen terhadap net zero emission yang mencakup 91 persen keluaran karbon di wilayah tersebut. Didiek menilai hal ini pun menjadi urgensi bagi sektor perkeretaapian menyelaraskan operasi dengan tujuan tersebut.

"Dengan inovasi digital, kita dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi jejak karbon, dan berkontribusi pada transisi menuju perekonomian rendah karbon," kata Didiek. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement