Senin 02 Sep 2024 16:45 WIB

BEI dan Infovesta Rilis Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 

IDX-Infovesta Multi-Factor unik karena pembobotannya lebih daripada fundamentalnya.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik, saat hadir di acara peluncuran indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 di BEI, Jakarta, Senin (2/9/2024).
Foto: Republika/Eva Rianti
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik, saat hadir di acara peluncuran indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 di BEI, Jakarta, Senin (2/9/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Infovesta Utama merilis indeks baru bernama IDX-Infovesta Multi-Factor 28 pada Senin (2/9/2024). Indeks anyar tersebut dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi dan mendapatkan kinerja portofolio melalui pendekatan berbasis pada analisis multi-factor. 

“Ini adalah indeks baru yang dilluncurkan oleh BEI bersama Infovesta. Ini adalah indeks baru yang unik karena pembobotannya lebih daripada fundamentalnya. Tentu dari BEI menyambut baik peluncuran ini,” kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik saat hadir dalam acara Peluncuran Indeks IDX-Infovesta Multi-Factor 28 di Kantor BEI, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Dijelaskan bahwa IDX-Infovesta Multi-Factor 28 menggunakan pendekatan fundamental weighting dalam penentuan bobot setiap saham. Berbeda dengan metode kapitalisasi pasar, fundamental weighting menghitung bobot saham berdasarkan ukuran fundamental perusahaan, seperti pendapatan, laba, arus kas, dan lain-lain.

Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih representatif mengenai potensi investasi dengan mempertimbangkan kekuatan fundamental perusahaan yang mendasarinya.

Lebih lanjut, IDX-Infovesta mengukur kinerja harga dari 28 saham yang relatif memiliki profitabilitas tinggi, valuasi harga, dan volatilitas rendah dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. Didasari oleh tren pertumbuhan Asset Under Management (AUM) produk investasi pasif, indeks ini diluncurkan karena meningkatnya penggunaan indeks BEI sebagai underlying produk tersebut.

“Kami harapkan indeks ini bisa segera digunakan oleh Manajer Investasi sebagai alternatif acuan untuk produk-produk investasi pasif di pasar modal,” tutur Jeffrey. 

Jeffrey menekankan, pihaknya senantiasa menyediakan indeks yang dapat digunakan oleh manajer investasi untuk membuat produk. Dengan adanya produk baru, diharapkan para investor yang dananya dikelola oleh manajer investasi melalui produk-produk investasi pasif bisa mendapatkan keuntungan yang optimal. 

“Kegiatan seperti ini rutin kita lakukan. Terlepas dari momentum pasarnya seperti apa, apabila pihak-pihak yang bekerja sama dengan bursa menilai ini adalah peluang atau momentum yang pas, tentu kami menyambut baik,” terangnya.

Ke depan, Jeffrey memastikan BEI akan terus bekerjasama dengan berbagai pihak dalam menyediakan indeks ataupun produk-produk investasi yang bisa menjadi pilihan bagi para investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement