Ahad 04 Aug 2024 11:24 WIB

Pupuk Indonesia Dorong Pertanian Berkelanjutan melalui Program Kartini Tani

Pupuk Indonesia memperluas program Kartini Tani hingga Banyuwangi, Jawa Timur.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh (kanan).
Foto: Dok Republika
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) melalui Perkumpulan Istri Karyawan Pupuk Indonesia (PIKA-PI) memperluas program Kartini Tani hingga Banyuwangi, Jawa Timur. Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh mengatakan hal ini bentuk komitmen perusahaan dalam menciptakan pertanian berkelanjutan atau sustainability agriculture serta pemberdayaan perempuan di sektor pertanian nasional.

Tri mengatakan Pupuk Indonesia secara konsisten mendorong pemberdayaan perempuan dalam sektor pertanian serta Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Sementara di Banyuwangi, program Kartini Tani dirancang untuk memberdayakan keterlibatan perempuan dalam aktivitas pertanian, baik dalam aspek on-farm maupun off-farm agar berjalan lebih komprehensif.

Baca Juga

“Kartini Tani menjadi salah satu inisiatif dari Pupuk Indonesia untuk memperkuat peran perempuan dalam industri pertanian, sehingga mampu menjadi penggerak kesejahteraan serta ketahanan pangan masyarakat," ujar Tri dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (3/8/2024).

Melalui skema pemberdayaan, lanjut Tri, kelompok perempuan akan didorong untuk memperluas penerapan pertanian berkelanjutan. Tri menjelaskan Pupuk Indonesia dalam kesempatan ini juga memberikan bantuan berupa mesin penggiling dan pupuk NPK Phonska Plus kepada Kelompok Wanita Tani (KWT) Jambewangi sebanyak 500 kilogram (kg). 

"Pupuk Indonesia juga memberikan bantuan Petro Ponic atau nutrisi untuk budidaya hidroponik kepada KWT Plataran Hayu sebanyak 10 paket," sambung Tri. 

Tri menyampaikan Pupuk Indonesia juga menghadirkan para expert petani perempuan untuk berbagi pengalaman kepada Kartini Tani. Tri berharap program ini memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan pertanian di Indonesia.

Sementara itu, Ketua PIKA-PI, Tata Rahmad Pribadi mengatakan, program Kartini Tani telah menyasar di lima titik wilayah, dan kali ini hadir di Banyuwangi sebagai sentra penghasil komoditas buah naga Jawa Timur. Sebelumnya KWT di Banyuwangi mendapatkan binaan program Agrosolution atau ekosistem pertanian dari hulu hingga hilir dengan menggandeng beberapa stakeholder. Komunitas tersebut saat ini diperkuat melalui program Kartini Tani.

“Pupuk Indonesia bergerak di bidang pertanian, kami ingin mendukung semua program-program perusahaan, sehingga kami terjun langsung dengan membentuk Kartini Tani Indonesia," ujar Tata. 

Tata mengatakan penguatan peran Kartini Tani di Banyuwangi melalui pengembangan potensi hasil komoditas buah naga dengan rekomendasi pupuk Phonska Plus, dan pengembangan potensi budidaya hidroponik dengan rekomendasi pupuk Petro Ponic. Menurutnya, peran perempuan dalam pertanian sangat krusial. 

"Kartini Tani menjadi simbol dukungan Pupuk Indonesia kepada para petani perempuan dalam mengembangkan kemampuan, mengakses teknologi modern, dan memberdayakan ekonomi mereka," ucap Tata. 

Tata berharap kegiatan ini membantu perempuan dapat mewujudkan masa depan yang lebih sejahtera dan inklusif. Tata menyebut Kartini Tani ini menjadi penggerak perempuan untuk turut aktif menjaga ketahanan pangan, selain itu juga turut mensejahterakan masyarakat sekitarnya. 

"Kita bekerja sama dengan pemangku kepentingan untuk memberikan pendampingan, mulai dari pembibitan hingga pasca panen seperti pemasaran," sambung Tata. 

Tata menyampaikan berdasarkan data BPS 2023 menunjukkan jumlah petani perempuan di Indonesia mencapai 4,2 juta orang atau sekitar 14,4 persen dari total petani. Oleh karena itu, inisiatif Kartini Tani dirancang untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam segala aspek pertanian, baik itu di bidang pertanian langsung maupun di luar pertanian.

"Inisiatif ini dirancang untuk memperkuat peran perempuan melalui langkah-langkah konkret yang mencakup penguatan kelembagaan, pengembangan agribisnis, peningkatan kompetensi, dan digitalisasi usaha pertanian secara berkelanjutan," kata Tata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement