Jumat 26 Jul 2024 02:19 WIB

Produk UKMK Turunan Kelapa Sawit Bisa Digunakan Menunjang Pariwisata

Produk turunan kelapa sawit tidak hanya terfokus untuk daerah penghasil.

Kerajinan anyaman lidi sawit bisa dimanfaatkan untuk UKMK. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO
Kerajinan anyaman lidi sawit bisa dimanfaatkan untuk UKMK. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berkolaborasi dengan Aspekpir Indonesia menggelar Workshop UKMK Sawit di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kegiatan yang dikemas dengan tema 'Mengenalkan Produk-produk UKMK Berbasis Kelapa Sawit bagi Kalangan Pelaku Industri Pariwisata' ini bertujuan memberikan edukasi tentang aneka produk UKMK Kelapa Sawit yang dapat dimanfaatkan bagi industri pariwisata.

Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi BPDPKS, Helmi Muhansyah, mengatakan produk kelapa sawit tidak hanya terfokus di daerah penghasil. Namun produk-produk yang digunakan saat ini banyak yang berbahan dari komoditas kelapa sawit.

Baca Juga

“Termasuk di sini di Mataram yang sesungguhnya tidak ada tumbuhan sawit, tapi kehidupan kesehariannya tidak terlepas dari kelapa sawit,” katanya saat memberikan kata sambutan.

Dia menjelaskan produk dari kelapa sawit tidak hanya minyak goreng melainkan juga pasta gigi, bio avtur untuk bahan bakar pesawat, creamer, biodiesel dan beberapa produk lainnya. NTB sebagai daerah wisata pun diakui menjadi sasaran yang tepat untuk bisa mengampanyekan produk-produk turunan sawit.

Promosi produk dari sawit ini disebut bisa lebih maksimal karena melihat tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke NTB. “Kalau kita bicara sawit, kita tidak hanya bicara daerah penghasil sawit seperti Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan tapi seluruh Indonesia. Karena semua masyarakat kita menggunakan sawit,” kata Helmi.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, mengakui jika potensi UKMK berbasis kelapa sawit termasuk hal yang baru. Melalui workshop ini dia berharap ada peluang kerja sama antara Aspekpir Indonesia dengan pelaku UKMK lokal di NTB.

Nelly menjelaskan Dinas Perdagangan (Disdag) NTB terus menjalin kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Mmulai dari sisi kualitas dan kuantitas hingga pemasaran produk yang dihasilkan.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Aspekpir Indonesia, Rusman Heriawan, menjelaskan Aspekpir Indonesia sebagai salah satu asosiasi petani kelapa sawit terbesar di Indonesia bersama mitranya memiliki beragam produk UKMK berbasis kelapa sawit. Produk-produknya cocok dikolaborasikan dengan industri pariwisata.

Produk-produk tersebut antara lain aneka produk kerajinan lidi sawit, gula sawit, batik sawit, pupuk organik, pakan ternak, aneka produk pangan hingga produk kecantikan. "Aspekpir itu para petani, jarang memperluas knowlage di hilir, tetapi sekarang Aspekpir lebih membuka diri," katanya.

Wakil Menteri Pertanian periode 2011-2014 itu menjelaskan Aspekpir saat ini lebih membuka diri dengan melihat peluang di sektor hilir. Kolaborasi BPDPKS dan Aspekpir sangat penting untuk meningkatkan knowlagde petani sawit.

Dia menjelaskan kampanye kelapa sawit dan berbagai produk turunannya sangat penting dilakukan hingga ke daerah-daerah non-penghasil sawit, termasuk di NTB. "Hal ini untuk meningkatkan pemahaman tentang manfaat sawit dan turunannya," katanya.

Saat ini, Aspekpir Indonesia sedang menyiapkan nota kesepahaman dengan beberapa pelaku industri pariwisata di Lombok seperti perhotelan dan restoran tentang pemanfaatan produk UKMK berbasis kelapa sawit anggota maupun mitra Aspekpir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement