Jumat 12 Jul 2024 18:22 WIB

Nasabah PNM Mekaar Bawa Batik Ecoprint Jadi Primadona Hingga Mancanegara

Awalnya, produksi sutra di daerah ini hanya sebatas benang sutra saja.

Kerajinan batik Ecoprint Kampung Sabbeta.
Foto: PNM
Kerajinan batik Ecoprint Kampung Sabbeta.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kampung Sabbeta, sebuah daerah yang terletak di Dusun Amessangeng, Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan yang jaraknya sekitar 160 KM dari Makassar. Dulunya desa ini dikenal sebagai miniatur pesutraan Soppeng, karena produksi sutra nya dari hulu sampai hilir mulai dari penanaman murbai, pemeliharaan ulat sutra, pemintalan, pertenunan dan kerajinan.

Awalnya, produksi sutra di daerah ini hanya sebatas benang sutra saja. Namun, pada tahun 2018 Kampung Sabbeta yang dulunya hanya memproduksi sutra untuk dijadikan sarung, sekarang berubah haluan membuat kerajinan batik motif ecoprint.

Baca Juga

Perubahan haluan ini bermula atas inisiatif dan ide dari seorang warga di kampung tersebut. Dia adalah Ibu Musdalifah Riwayati. Warga kampung Sabbeta yang juga merupakan nasabah Mekaar Unit Lalabata menjadi inisiator terbentuknya ”Ecoprint Kampung Sabbeta”. Idenya untuk membuat kain selain sutra, yaitu batik motif ecoprint membuat dirinya dan warga kampung Sabbeta dikenal sampai mancanegara.

"Awalnya saya mempunyai ide bagaimana menciptakan motif kain sutra yang beda dari produksi yang biasanya, yaitu dibordir atau dibuat menjadi sarung, saya pun mencari referensi dari internet, akhirnya saya tertarik dan penasaran dengan tekhnik pewarnaan kain dengan menggunakan bahan dari alam (ecoprint),” ungkap Musdalifah melalui keterangan tertulis, Jumat (12/7/2024).

Musdalifah pun belajar secara otodidak dan mencari motif. Setelah berulang kali gagal, Ia akhirnya berhasil menghasilkan batik ecoprint yang cantik. ”Saya perlihatkan motif kain tersebut ke ketua Dekranasda waktu itu, dan gayung bersambut disitulah awal ecoprint diperkenalkan di Soppeng,” tambahnya.

Kondisi perekonomian masyarakat di Kampung Sabbeta meningkat berkat usaha batik ecoprint inisiasi Musdalifah. Terutama ibu–ibu yang sebelumnya berprofesi hanya sebagai Ibu Rumah Tangga, saat ini bisa menghasilkan dengan membuat pola kain batik motif ecoprint dan mendapat tambahan uang untuk keluarga.

"Sekarang brand ecoprint Kampung Sabbeta sudah mendapatkan pembeli dari luar negeri seperti, Malaysia, Jepang, Inggris, dan Kanada. Juga telah bekerja sama dengan Fashion House Malaysia,” papar Musdalifah.

Saat ini Musdalifah merasa senang dan bahagia, bukan saja dari meningkatnya pendapatan tapi rasa bangga bisa menjadi salah satu UMKM unggulan yg mengharumkan nama daerah Kabupaten Soppeng dan Sulsel secara meluas. Ia berharap industri kreatif kain ecoprint bisa mendunia. ”Kami mengusung konsep sustainable fashion dan ramah lingkungan, serta bisa memperkenalkan sutra ke masyarakat luas,” tutupnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement