Rabu 03 Jul 2024 16:32 WIB

Tak Mau Beralasan, Bos Garuda Minta Maaf Banyak Delay saat Penerbangan Haji

Terdapat 21 persen penerbangan tertunda saat keberangkatan dan 29 persen pemulangan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Jamaah calon haji mengantre memasuki pesawat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (5/6/2023) dini hari. Sebanyak 393 jamaah calon haji dan pendamping tergabung dalam kloter (kelompok terbang) pertama embarkasi Padang diberangkatkan ke tanah suci dengan pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 Seri 300 ER.
Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jamaah calon haji mengantre memasuki pesawat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatera Barat, Senin (5/6/2023) dini hari. Sebanyak 393 jamaah calon haji dan pendamping tergabung dalam kloter (kelompok terbang) pertama embarkasi Padang diberangkatkan ke tanah suci dengan pesawat Garuda Indonesia Boeing 777 Seri 300 ER.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra meminta maaf kepada seluruh jamaah haji atas persoalan yang terjadi dalam pelayanan penerbangan haji tahun ini. Irfan menyebut salah satu permasalahan saat penerbangan haji 2024 ialah banyaknya penerbangan yang terlambat terbang atau delay.

"Kitaa memohon maaf atas banyaknya delay yang di luar kemampuan kita kepada seluruh jamaah dan pemangku kepentingan. Ini tanggung jawab penuh manajemen, khususnya saya sebagai Direktur Utama. Kita tidak mau beralasan apa pun karena memang faktanya banyak delay," ujar Irfan saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

Baca Juga

Irfan menyampaikan terdapat 21 persen penerbangan tertunda saat fase keberangkatan dan 29 persen saat pemulangan jamaah haji. Irfan mengatakan 86 persen keterlambatan saat keberangkatan dan 96 persen keterlambatan saat pemulangan disebabkan aspek operasional, sisanya lantaran persoalan pada aspek teknis. 

Irfan mengatakan tingkat penerbangan yang sesuai jadwal pada fase keberangkatan mencapai 32 persen dan penerbangan yang lebih cepat dari jadwal mencapai 47 persen. Sedangkan saat pemulangan, tingkat penerbangan sesuai jadwal sebesar 44 persen dan jadwal penerbangan dipercepat sebesar 28 persen. 

"Kita pastikan telah memenuhi kewajiban kompensasi keterlambatan sesuai dengan perjanjian kerja sama dengan Kemenag," kata Irfan. 

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement