Jumat 21 Jun 2024 14:38 WIB

Rupiah Belum Juga Meroket, Sehari Setelah Presiden dan Menteri cs Rapat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di teritori Rp 16.500

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan keynote speechnya pada High-Level Event bertajuk  “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington, D.C, Selasa (16/4/2024).
Foto: ANTARA/HO-Kementerian Keuangan
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan keynote speechnya pada High-Level Event bertajuk “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington, D.C, Selasa (16/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah masih dalam tekanan dolar AS pada Jumat (21/6/2024). Mengacu pada kurs transaksi Bank Indonesia pada Jumat siang pukul 14.20 WIB, nilai tukar rupiah masih bertengger di posisi Rp 16.500 per dolar AS. Padahal kemarin Presiden sudah mengadakan rapat khusus dengan para menteri dan kepala lembaga negara sektor keuangan. Kok, belum manjur menguatkan rupiah?

Analis mata uang Lukman Leong, seperti dikutip Antara, Jumat pagi mengatakan memang dalam tren rupiah masih melemah. Apalagi kemarin ada pernyataan dari pejabat The Fed, bank sentral negara bagian Minneapolis, AS, Kashkari.
 
Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah merosot 41 poin atau 0,25 persen menjadi Rp16.471 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.430 per dolar AS. "Rupiah diperkirakan kembali melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah pernyataan 'hawkish' dari pejabat The Fed Minneapolis Kashkari," kata analis mata uang Lukman, Jumat.

Pejabat The Fed Minneapolis Kashkari mengatakan AS butuh waktu lama atau 2 tahun untuk inflasi kembali ke target 2 persen. Pernyataan tersebut memperkecil potensi penurunan suku bunga AS pada 2024.

Menurut Lukman, bila pelemahan rupiah terus berlangsung maka akan berat, walaupun pertumbuhan ekonomi domestik masih berkisar 5 persen, namun secara umum permintaan lemah, seperti penjualan ritel, dan mobil yang masih turun. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp16.400 per dolar AS sampai dengan Rp16.550 per dolar AS.

 
Kemarin Presiden Jokowi memanggil sejumlah menteri dan kepala lembaga negara sektor keuangan. Mereka membahas situasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Usai rapat, Menkeu Sri Mulyani menegaskan sikap pemerintah yang terus memantau perkembangan dolar AS dan berupaya meminimalisasi dampak negatif dari pernyataan The Fed.
 
Kementerian Keuangan sendiri, kata Sri Mulyani,  berkoordinasi dengan Bank Indonesia, yang terus mencoba menjaga stabilitas nilai tukar. Menurutnya, otoritas fiskal dan moneter bekerja dan berkoordinasi baik dalam dinamika pasar dan juga dinamika global yang tinggi.
 
Menurut Sri Mulyani, jika melihat fundamental seperti indeks penjualan riil masyarakat yang mencerminkan konsumsi masyarakat mengalami pemulihan terutama pada Mei dan Juni, lalu Mandiri Spending Index, kepercayaan masyarakat, konsumsi semen, listrik, dan Purchasing Managers Index (PMI), semuanya masih dalam kondisi relatif terjaga dan menjadi fondasi cukup baik untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement