REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama empat jam setiap hari, Ms Qian Yongjing tampil di depan kamera di kantornya di kawasan Shenzhen dan memaparkan cara unggul di tempat kerja melalui komunikasi yang baik dan kecerdasan emosional yang tinggi.
Live streamer berusia 40 tahun itu siaran di berbagai platform media sosial China seperti Douyin, Kuaishou, dan Xiaohongshu. Ia telah mengumpulkan lima juta penggemar dan terus bertambah. Dia tidak ingin membagikan penghasilan pastinya, dan hanya mengungkapkan bahwa dia mendapat enam digit yuan setiap bulannya.
Ini adalah kenyataan yang relatif baru bagi Qian. Seperti banyak orang lainnya, mompreneur dengan pengalaman mengajar lebih dari 10 tahun di bidang komunikasi itu terpaksa mengubah bisnisnya menjadi online ketika pandemi Covid-19 melanda pada 2020.
Timnya di Homeland, sebuah perusahaan pembuat konten berbasis di Shenzhen yang ia dirikan pada 2015, telah melalui banyak percobaan dan kesalahan selama dua tahun pertama masa transisi. Mereka perlu menguasai penggunaan platform online untuk melakukan pembelajaran dan menganalisis permintaan pasar online.
“Kami berjuang keras dan kami berhasil melewatinya. Kami percaya bidang ini (live streaming) tidak hanya penting selama pandemi, dan hal ini telah terbukti,” kata Ms Qian, dikutip dari Channel News Asia, Senin.
Terdapat lebih dari 15 juta penyiar langsung atau ‘wangluo zhubo’ di China pada akhir tahun 2023, menurut Asosiasi Layanan Netcasting China yang dikelola pemerintah.
Meskipun demikian, profesi ini tidak diakui secara resmi di negara tersebut, yang berarti mereka yang bekerja di bidang tersebut tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan pemerintah di berbagai bidang seperti pelatihan dan pengembangan.
Namun hal ini bisa segera berubah karena China berupaya memberikan persetujuan resmi kepada para penyiar siaran langsung (live streamer) bersama dengan puluhan pekerjaan lainnya – yang sebagian besar terkait dengan industri teknologi tinggi.
Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu untuk meningkatkan lapangan kerja. Di tengah meningkatnya pengangguran kaum muda, serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi menghadapi berbagai tantangan domestik dan eksternal.
Live streamer sebagai Pekerjaan
Pada 24 Mei, Kementerian Sumber Daya Manusia dan Jaminan Sosial China mengumumkan daftar 19 profesi yang rencananya akan diakui secara resmi. Pekerjaan tersebut terbuka untuk tinjauan publik hingga tanggal 7 Juni, setelah itu amandemen (jika ada) akan dilakukan sebelum pekerjaan tersebut dimasukkan dalam daftar resmi.
Belum jelas berapa....