Kamis 16 May 2024 18:59 WIB

Menkop UKM Optimistis Startup Lokal Siap Jangkau Pasar Global

Indonesia menjadi negara keenam di dunia dengan jumlah startup terbanyak.

Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki.
Foto: Dok Kemenkop UKM
Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki optimistis startup Indonesia siap untuk menjangkau pasar global, ketika 15 startup lokal yang terkurasi bertemu dengan investor di Singapura.

Kemenkop UKM mempertemukan 15 startup lokal yang telah terkurasi dengan investor atau global venture capital pada acara DBS New Economy Connect: Navigating Early-Stage Ventures in Asia di Singapura, Kamis (16/5/2024).

Baca Juga

Ke-15 startup tersebut adalah Dagangan, Bengkel Mania, Djoin, Zendz, Arconesia, Planawood, Qasir, Inspigo, Beli Ayam, Epitlu, Surplus, myECO, MMHC, Silang, dan Crustea.

Menurut Teten, langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencari solusi finansial dalam mendukung pertumbuhan startup di Tanah Air.

 

“Pertemuan ini akan membuka kesempatan bagi para startup potensial di Asia, khususnya di Indonesia yang memiliki potensi pengembangan startup yang besar,” kata Teten, dikutip oleh siaran pers Kemenkop UKM.

Dia menjelaskan, sejak 2023 pihaknya mulai merencanakan program startup “go global” dengan menjalin kolaborasi bersama beberapa negara, seperti Korea Selatan, Jepang, Belanda, dan Australia.

Kegiatan ini, menurutnya, penting untuk membuka banyak peluang bagi para investor, pemodal ventura atau bank untuk melihat secara langsung ekosistem wirausaha, kemampuan para startup, potensi pengembangan, kebutuhan pendampingan usaha, serta jejaring.

Indonesia menjadi negara keenam di dunia dengan jumlah startup terbanyak, dengan memiliki 2.324 startup pada 2022, dan tumbuh menjadi 2.558 startup pada 2023 atau meningkat sebesar 9,15 persen.

Namun, Teten mengaku banyak menemui startup yang tidak mampu bertahan dalam masa 3-5 tahun awal membangun usaha. Salah satu penyebabnya adalah kesulitan mengakses pembiayaan.

“Untuk melalui fase tersebut, diperlukan dukungan serta pembinaan bagi para startup, termasuk akses terhadap pembiayaan dan pendanaan. Masih banyak startup yang membutuhkan dukungan pembiayaan, terutama pada tahap awal dan tahap perkembangan,” tuturnya.

Untuk itu, Teten berterima kasih atas kolaborasi antara Kemenkop UKM dengan DBS Digital Economy Group seperti ini, yang tidak hanya mampu memberikan solusi finansial, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan inovasi startup.

 

sumber : ANTARA

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement