Selasa 14 May 2024 18:00 WIB

Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Cukup Resilien Hadapi Gejolak Global 

Pertumbuhan ekonomi didorong oleh akselerasi belanja Pemerintah terutama pemilu.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas gelar Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition, Selasa (14/5/2024).
Foto: Bank Mandiri
Bank Mandiri dan Mandiri Sekuritas gelar Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition, Selasa (14/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup resilien menghadapi gejolak global. Saat ini risiko geopolitik semakin meningkat dengan eskalasi konflik yang terjadi di Timur Tengah dan mendorong kenaikan harga minyak serta memicu volatilitas pasar keuangan global. 

Meskipun begitu, Andry menuturkan sejumlah faktor positif mendorong keyakinan pelaku ekonomi. “Berakhirnya rangkaian tahapan pilpres akan mendorong keyakinan pelaku ekonomi untuk melakukan ekspansi,” kata Andry dalam Mandiri Macro and Market Brief Thriving Through Transition 2024 secara daring, Selasa (14/5/2024).

Baca Juga

Selain itu, dia menuturkan juga akan segera dimulainya tahapan pilkada juga dapat memberikan dorongan terhadap pertumbuhan konsumsi. Proyeksi Bank Mandiri, Andry menyebut ekonomi Indonesia masih akan mencatat pertumbuhan yang sehat pada 5,06 pesen pada 2024. 

Diketahui, tensi geopolitik yang meningkat membuat nilai tukar rupiah melemah hingga sempat mencapai posisi Rp 16.260 per dolar AS. Andry menyebut, angka tersebut terlemah sejak 2020. 

Bank Indonesia pada RDG April 2024 juga menaikkan suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) mencapai 6,25 persen. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik.

Di tengah meningkatnya risiko geopolitik global yang terjadi, Andry mengungkpakan kinerja ekonomi Indonesia masih stabil. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 mencapai 5,11 persen yang lebih tinggi dibandingkan 5,04 persen pada kuartal sebelumnya. 

“Pertumbuhan ekonomi didorong oleh akselerasi belanja Pemerintah terutama terkait pemilu yang juga bersamaan dengan pembayaran tunjangan hari raya,” ucap Andry. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement