Kamis 09 May 2024 11:21 WIB

Industri Alat Kesehatan RI dan Turki Jalin Kerja Sama Senilai 10,5 Juta Dolar AS

Industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika di RI sedang tumbuh pesat.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Pengunjung melihat alat-alat laboratorium dan kesehatan yang dipamerkan dalam ajang Lab Indonesia 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Foto: Dok Republika
Pengunjung melihat alat-alat laboratorium dan kesehatan yang dipamerkan dalam ajang Lab Indonesia 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan industri alat kesehatan agar semakin berdaya saing global. Industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor andalan dalam Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) dan sektor prioritas pada peta jalan Making Indonesia 4.0.

Saat ini, industri alat kesehatan dalam negeri telah didukung oleh 209 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI). Mereka telah mampu memproduksi alat kesehatan berkualitas seperti ventilator (dengan TKDN mencapai 58 persen), hospital furniture (TKDN 68 persen), hingga medical apparel (TKDN 92 persen).

Baca Juga

"Dengan kemampuan tersebut, kami juga berupaya membuka dan memperluas akses pasar ekspor bagi industri alat kesehatan dalam negeri," ujar Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin Yan Sibarang Tandiele dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/5/2024). Demi memasuki pasar Eropa dan Timur Tengah, kata dia, beberapa waktu lalu, Kemenperin bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara, Turki menggelar Business Forum on Enhancing the Collaboration of Indonesia-Turkey Medical Device industry di Istanbul, Turki. 

Melalui forum bisnis ini juga diharapkan dapat terjalin kerja sama investasi industri alat kesehatan Indonesia dan Turki. Pada forum bisnis tersebut, telah dilaksanakan penandatanganan dua nota kesepahaman. 

"Pertama, PT Haloni Jane Tbk dan ERK Medikal Saglik Hizmetleri, yang bekerja sama dalam distributor agreement untuk produk Latex Gloves supply dengan potensi transaksi mencapai 9 juta dolar AS," ujar Yan.

MoU kedua antara PT Atra Widiya Agung dengan Uzman Sterilization System. Kedua perusahaan itu akan berkolaborasi dalam distribusi penjualan container system dan pabrikasi di Indonesia pada 2024-2027. Total nilai kerja samanya mencapai 1,5 juta dolar AS.

Staf Khusus Menteri Perindustrian sekaligus Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif menambahkan, sektor industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (ILMATE) sedang tumbuh pesat mencapai 12,09 persen. Ini mencerminkan iklim usaha dan investasi di Indonesia dalam kondisi sehat.

"Oleh karena itu, kami aktif memacu adanya kerja sama yang menguntungkan antara industri alat kesehatan Indonesia dan Turki. Baik itu kerja sama bidang distribusi, riset maupun investasi," tuturnya. 

Kegiatan pameran dan forum bisnis di EXPOMED EUROSIA 2024 merupakan wujud kerja sama antara Kemenperin dengan Kementerian Kesehatan, KBRI Ankara, KJRI Istanbul, Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) serta Gabungan Pengusaha Alat Kesehatan dan Laboratorium (GAKESLAB). Terdapat sembilan perusahaan alat kesehatan dalam negeri, dua asosiasi industri (ASPAKI dan GAKESLAB) serta PT Inspiry Indonesia Konsultan yang terlibat dalam EXPOMED EUROSIA 2024. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement