Sabtu 27 Apr 2024 10:50 WIB

Indonesia dan Uni Eropa Buat Kajian Strategis Perkuat Investasi

Peluang untuk menarik investasi dari Uni Eropa masih sangat besar.

 Asap mengepul dari cerobong asap di belakang bendera Uni Eropa yang berkibar tertiup angin di luar markas Uni Eropa di Brussel, Kamis, 24 Desember 2020.
Foto: AP/Virginia Mayo
Asap mengepul dari cerobong asap di belakang bendera Uni Eropa yang berkibar tertiup angin di luar markas Uni Eropa di Brussel, Kamis, 24 Desember 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bersama dengan Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia meluncurkan kajian strategis Attraction Plan for EU Investment in Indonesia untuk meningkatkan kerja sama investasi.

Kajian strategis tersebut diluncurkan di Jakarta, Kamis (25/4/2024), oleh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/ BKPM Nurul Ichwan, Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Laksmi Kusumawati, serta Duta Besar Uni Eropa Denis Chaibi.

Baca Juga

"Uni Eropa adalah sumber investasi asing terbesar keempat di Indonesia dalam lima tahun terakhir," kata Deputi Nurul di Jakarta, Sabtu (27/4/2024).

Menurut dia  peluang untuk menarik investasi dari Uni Eropa masih sangat besar. Mengingat Uni Eropa merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia dan Indonesia adalah kekuatan ekonomi serta pasar terbesar di Asia Tenggara.

Kajian ini memainkan peran penting dalam mencapai tujuan dan target investasi strategis kami, sekaligus secara mewujudkan visi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih luas.

Ia mengatakan kajian yang dibuat melalui kemitraan dengan ARISE+ tersebut bertujuan untuk mempromosikan dan menarik gelombang baru investasi berkelanjutan dari Uni Eropa ke Indonesia. Menurut dia, kajian ini secara strategis menyelaraskan kekuatan kompetitif dan penawaran investasi Indonesia dengan prioritas perusahaan-perusahaan Uni Eropa di bidang energi terbarukan, ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), elektronik, ekonomi hijau, ekonomi biru, serta kota cerdas (smart city).

Di sisi lain Duta Besar Uni Eropa Denis Chaibi menyampaikan, kajian yang diinisiasi oleh Kementerian Investasi tersebut bisa menarik investor dari Uni Eropa untuk menambah alokasi dana, serta meningkatkan intensitas kerja sama. "Kajian ini juga akan memperkuat upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Uni Eropa untuk memobilisasi investasi di Indonesia, termasuk melalui European Investment Bank dan melalui pendekatan Team Europe yang melibatkan lembaga-lembaga keuangan dari negara-negara anggota Uni Eropa," ujar Chaibi.

Menurut dia dalam kajian strategis tersebut, dipresentasikan keseluruhan kerangka kerja investasi. Termasuk temuan utama sektor-sektor prioritas, serta strategi yang akan mendukung implementasinya bagi keberlangsungan investasi di Indonesia dan Uni Eropa.

Selama periode 2019-2023, realisasi investasi dari negara-negara anggota Uni Eropa di Indonesia mencapai 12,1 miliar dolar AS. Belanda menjadi pemasok utama yakni sebesar 8,2 miliar dolar AS atau 68,1 persen.

Tiga sektor terbesar untuk realisasi tersebut yaitu listrik, gas dan air sebesar 23 persen, komunikasi dan logistik 16 persen, serta industri kimia dan farmasi 12 persen.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement