REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Berbagai kalangan masyarakat merasakan kemudahan isi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PLN yang beroperasi di 12 lokasi tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat dalam rangka mudik Lebaran.
PT PLN (Persero) UID Sulselrabar menjamin kesiapan layanan 21 unit SPKLU dalam masa mudik Lebaran 2024. Pemudik dengan rute Makassar ke Sidrap, Ali, mengapresiasi kesiapan SPKLU PLN.
Adanya SPKLU yang terletak di PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Parepare ini sangat mempermudah Ali dalam melakukan perjalanan jarak jauh menggunakan mobil listrik. "Kami tak khawatir kehabisan baterai," ujarnya.
Seorang pemudik rute Kendari ke Kolaka Utara saat melakukan isi daya mobil listrik di SPKLU PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Kolaka, Zulkifli, mengatakan, SPKLU yang tersedia di Sulawesi Tenggara memudahkan pengguna kendaraan listrik.
Ia memanfaatkan infrastruktur SPKLU di PLN ULP Wuawua dan PLN ULP Kolaka dalam rute mudik perjalanan Kendari ke Kolaka Utara. "Tempatnya nyaman dan saya bisa beristirahat sambil mengisi daya mobil listrik. Cara isi dayanya mudah sekali, selain itu petugas PLN juga sigap membantu," ujar Zulkifli.
Pada kesempatan yang berbeda, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin, mengharapkan pemudik yang menggunakan kendaraan listrik agar tidak khawatir karena PLN telah menyiapkan stasiun pengisian daya di jalur trans Sulawesi.
"Tidak hanya berfokus pada kendaraan listrik roda empat, PLN UID Sulselrabar juga telah menyiapkan 1.103 unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) bagi kendaraan listrik roda dua," kata Andy.
Ia mengatakan lokasi-lokasi SPKLU, SPBKLU, dan SPLU dapat diakses melalui menu Electric Vehicle di Aplikasi PLN Mobile.
Hingga 9 April 2024, transaksi penggunaan SPKLU oleh masyarakat meningkat signifikan. PLN mencatat jumlah transaksi di SPKLU melonjak hingga tiga kali lipat pada periode arus mudik Lebaran 2024 dibandingkan dengan periode yang sama 2023 dari 23 transaksi menjadi lebih dari 76 transaksi.
Ia mengatakan tentang pengalaman menggunakan mobil listrik dengan jarak tempuh 750 km ternyata hanya membutuhkan 90 kiloWatt hour (kWh). Dengan asumsi tarif listrik Rp 2.466 per kWh, katanya, apabila melakukan pengisian daya di SPKLU maka hanya diperlukan sekitar Rp 221.940, sedangkan penggunaan kendaraan konvensional dengan jarak yang sama membutuhkan 90 liter BBM dengan total biaya Rp 1,5 juta.
Selama tur menggunakan mobil listrik, ia mengaku merasakan penghematan sampai dengan 85 persen. "Dibandingkan mobil konvensional, saya dapat menghemat biaya sebesar Rp 1,2 jutaan. Saya sudah membuktikan sendiri menggunakan mobil listrik jauh lebih efisien dan yang terpenting ramah lingkungan," kata Andy.