Selasa 26 Mar 2024 21:00 WIB

Naik Tajam, Menkeu Ungkap Dividen BRI Capai Rp 6,8 Triliun

Deviden BRI meningkat 47,4 persen dibandingkan tahun lalu.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, setoran dividen interim dari BRI menyumbang sebesar Rp 6,8 triliun, (ilustrasi)
Foto: Dok BRI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, setoran dividen interim dari BRI menyumbang sebesar Rp 6,8 triliun, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, setoran dividen interim dari PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk menyumbang sebesar Rp 6,8 triliun terhadap Kekayaan Negara Dipisahkan (KND). Angka tersebut meningkat 47,4 persen dibandingkan tahun lalu yang senilai Rp 4,6 triliun.

“Kita mendapatkan dividen yang disetor cukup awal yaitu dividen, terutama dari BRI. Dalam hal ini Rp 6,8 triliun, ini naik tajam," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Senin (25/3/2024. 

Baca Juga

Maka, kata dia, secara keseluruhan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) menembus Rp 93,5 triliun sampai 15 Maret 2024. Angka itu setara 19 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. 

Menkeu menuturkan, sebetulnya angka tersebut menurun 12,3 persen dari PNBP tahun lalu. "Itu karena tahun lalu mencapai Rp 106,6 triliun, jadi ini sudah mulai terlihat terutama untuk komoditas sumber daya alam," jelasnya.

Sri Mulyani menyampaikan realisasi PNBP Sumber Daya Alam (SDA) dipengaruhi fluktuasi harga komoditas. Maka pendapatan SDA migas dan nonmigas melambat masing-masing mencapai Rp 17,8 triliun dan Rp 22,4 triliun. 

Ia menambahkan, penerimaan dari SDA nonmigas mengalami penurunan terutama seiring penurunan volume produksi dan harga batu bara. Adapun penurunan penerimaan komoditas unggulan Indonesia ini cukup tajam yaitu 38,7 persen year on year (yoy), dari Rp 36,6 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 22,4 triliun atau 23 persen dari target APBN per 15 Maret 2024.

Kemudian untuk PNBP lainnya, pemerintah telah mengantongi 29 persen dari target. Meski begitu, diikuti kontraksi pendapatan negara dari Rp 34,5 triliun pada tahun lalu menjadi Rp 33,4 triliun pada periode sama. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement