Sabtu 23 Mar 2024 23:30 WIB

Kemenkes: Kredit Mikro Efektif dalam Perluasan Akses Air dan Sanitasi

Air minum dan sanitasi adalah aspek penting dalam kesehatan lingkungan.

Infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Lambaro, Aceh Besar, Aceh, Rabu (31/8/2022) (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Lambaro, Aceh Besar, Aceh, Rabu (31/8/2022) (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menyebut kredit mikro sebagai suatu potensi baik yang efektif mendukung akses masyarakat miskin terhadap air minum dan sanitasi. Senilai Rp 1,9 triliun telah disalurkan sejumlah lembaga keuangan guna perluasan akses tersebut.

"Saat ini sudah banyak pihak yang menyediakan pembiayaan mikro untuk air minum dan sanitasi. Harapannya ini bisa menjadi contoh bagi institusi lainnya untuk sama-sama mendukung penyediaan akses air minum dan sanitasi bagi masyarakat," ujar Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (23/3/2024).

Baca Juga

Oleh karenanya, kata Anas, kredit mikro perlu terus dikembangkan untuk menghilangkan kesenjangan. Dengan demikian, semua masyarakat bisa mendapatkan akses air minum dan sanitasi.

Air minum dan sanitasi adalah aspek penting dalam kesehatan lingkungan. Ini sebagai upaya pencegahan penyakit yang merupakan salah satu dari enam pilar transformasi kesehatan untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Anas menyebut, sasaran utama mikro kredit ini adalah masyarakat kecil menengah yang belum memiliki akses ke sarana air minum dan sanitasi.

Dia menjelaskan bahwa rata-rata kredit mikro yang disalurkan mencapai Rp 2,1 juta per pembiayaan. Penyalurannya melalui melalui berbagai tipe saluran lembaga keuangan, seperti BPR, koperasi, ventura, dan BPD.

Menurut Anas, kredit mikro menjadi alternatif pembiayaan yang terus dikembangkan dalam mendukung pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia. Di samping pembiayaan dari lembaga keuangan, alternatif pembiayaan air minum dan sanitasi juga dikembangkan melalui dana ZIS (zakat, infaq dan sedekah) serta program tanggung jawab perusahaan perusahaan.

Pola pembiayaan alternatif ini menyentuh berbagai segmen, katanya, antara lain rumah tangga, kontraktor, pengembang, hingga UMKM penyedia jasa layanan air dan sanitasi.

Dia mengatakan hal tersebut dalam kegiatan diskusi berjudul "Solusi Pembiayaan Alternatif dan Kemitraan Menuju Air Minum dan Sanitasi Aman untuk Indonesia" di Jakarta, Jumat (22/3).

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement