REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food Frans Marganda Tambunan optimistis impor daging sapi akan membantu memenuhi permintaan masyarakat pada lebaran. Frans mengatakan RNI sendiri bakal mendatangkan 2.350 ekor sapi hidup dari Australia pada pekan depan.
Namun, lanjut Frans, mayoritas sapi hidup impor wajib menjalani proses penggemukan sekitar tiga bulan. Untungnya, sambung Frans, RNI mendapatkan diskresi dari pemerintah mengenai 500 ekspor sapi hidup impor yang bisa langsung disembelih.
"Memang kalau kita lihat dari yang bisa disembelih kan tidak banyak, hanya 500 ekor. Jadi hitungan saya itu kurang lebih 162 ton," ujar Frans di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/3/2024).
Frans menyampaikan kendala terbesar ialah sulitnya mendapatkan sapi yang siap disembelih saat jelang lebaran. Frans berharap importasi sapi hidup dapat menjaga harga daging sapi yang biasanya mengalami kenaikan signifikan pada H-2 dan H-1 lebaran.
"Sebagai perbandingan kalau tidak salah, Jakarta itu butuh sekitar 600 ton, jadi kalau 162 ton itu tadi, bisa 20 sampai 25 persen memenuhi kebutuhan yang ada," ucap Frans.
Frans menambahkan impor sapi hidupnya dari Australia memerlukan waktu pengiriman yang relatif singkat, yakni sekitar dua pekan. Sementara impor daging beku berasal dari Brasil yang memerlukan waktu hingga dua bulan untuk tiba di Indonesia.
"Jadi kita estimasikan tiba sebelum lebaran, mungkin April atau Mei. Jadi bisa buat sisa sepanjang tahun," kata Frans.