Rabu 20 Mar 2024 10:13 WIB

Josua Pardede: Ruang Penurunan BI-Rate Terbuka pada Semester II 2024

BI-Rate diproyeksi akan turun 50 basis poin menjadi 5,50 persen pada akhir tahun.

Logo Bank Indonesia.
Foto: Antara
Logo Bank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Josua Pardede menilai ruang penurunan suku bunga BI-Rate tetap terbuka pada semester II 2024 dengan memperhatikan tekanan inflasi domestik dan prospek penurunan suku bunga global.

"Mempertimbangkan perkembangan terkini dari sisi global dan domestik, kami menilai ruang penurunan suku bunga BI-Rate pada semester kedua tahun 2024 tetap terbuka," kata Josua kepada ANTARA di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Baca Juga

Menurut dia, pendekatan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang berhati-hati terhadap penurunan suku bunga di tahun 2024, serta tekanan inflasi domestik yang masih ada di paruh pertama tahun ini akibat El Nino, mendukung potensi BI yang masih mempertahankan suku bunga BI-Rate pada semester I 2024.

Secara keseluruhan, pihaknya mempertahankan proyeksi bahwa BI-Rate akan turun 50 basis poin menjadi 5,50 persen pada akhir tahun 2024. Kepala Ekonom Bank Permata itu menuturkan kenaikan inflasi harga bergejolak dan penurunan surplus perdagangan membatasi potensi penurunan BI-Rate lebih awal.

Pada Februari 2024, terdapat peningkatan yang signifikan pada tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK), yang naik dari 0,04 persen secara month on month (mom) menjadi 0,37 persen mom.

Secara tahunan, tingkat inflasi juga meningkat, mencapai 2,75 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan 2,57 persen (yoy) di Januari 2024. Kenaikan inflasi itu terutama didorong oleh pergerakan harga bahan makanan, terutama beras.

Surplus perdagangan pada Februari 2024 mengalami penurunan yang signifikan menjadi 0,87 miliar dolar AS dari 2 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya.

Penurunan ekspor disebabkan oleh penurunan permintaan dari Tiongkok selama liburan panjang Tahun Baru Imlek, sementara impor meningkat karena meningkatnya pembelian minyak dan barang-barang konsumsi, terutama beras, untuk mengantisipasi permintaan yang lebih tinggi menjelang Ramadhan tahun ini.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement